Bareksa.com - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berencana membawa anak usahanya PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia yang bergerak di bidang perbaikan dan pemeliharaan pesawat tebang untuk melakukan penawaran saham perdana alias Initial Public Offering (IPO). Diperkirakan GMF akan melantai di bursa tahun ini.
Menurut Direktur Utama Garuda Indonesia, Arif Wibowo, perseroan berencana melepas saham GMF sebanyak 20 persen modal disetor ke publik. Namun pihaknya belum mengetahui rinciannya, baik harga saham maupun target dana IPO yang akan diraih.
"Kita harapkan sampai 20 persen tapi ini tergantung dari pemegang saham," tuturnya usai membuka perdagangan saham di Gedung BEI, Jakarta, Senin 13 Februari 2017.
Arif juga menegaskan, bahwa rencana IPO GMF juga diharapkan dapat dilakukan tahun ini. Sebab, dana hasil IPO diharapkan dapat mempercepat perkembangan Garuda dalam mendominasi pasar. Jadwalnya masih menunggu pemegang saham.
Sebelum rencana penggalangan dana tersebut terealisasi, ada baiknya kita melihat kinerja keuangan anak usaha dari maskapai penerbangan terbesar Indonesia ini. Sejak 2010, kinerja keuangan GMF AeroAsia terbilang memuaskan. GMF mampu mencatat laju pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) hingga 10,5 persen dalam 6 tahun terakhir. Seperti terlihat dalam gambar, pendapatan GMF mencapai US$306 juta pada tahun 2015.
Grafik : Pertumbuhan Pendapatan GMF 2010 – 2015
Sumber : Laporan Keuangan Tahunan GMF
Peningkatan pendapatan itu juga mendorong keuntungan bagi pemegang saham, dalam hal ini tentunya adalah Garuda Indonesia sendiri. Nilai laba per saham (earning per share/EPS) tercatat meningkat dalam lima tahun terakhir. Bahkan, terlihat ada peningkatan signifikan hingga 99 persen menjadi US$54,36 di akhir tahun 2015 dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya US$27,28.
Dari sisi pendapatan, GMF bergantung pada tiga bisnis utama (main business) yakni Line Maintenance, Base Maintenance, dan Component Services. Pada 2015, Line Maintenance memberikan 30 persen pendapatan sementara Base Maintenance berkontribusi 25 persen dan Component Service memberikan 28 persen dari total pendapatan GMF.
Chart : Revenue Breakdown GMF 2015 (%)
Sumber : Laporan Keuangan Tahunan GMF
Perusahaan penyedia perawatan pesawat ini telah hadir di 60 negara di 6 benua. GMF menyediakan jasa perawatan pesawat tidak hanya untuk Garuda Indonesia sebagai induk usahanya saja, tetapi juga untuk maskapai lain yang pada tahun 2015 mencapai 23 perusahaan.
Dana hasil IPO rencananya akan digunakan untuk melakukan pengembangan non organik GMF. Anak usaha itu ditargetkan bisa mengakuisisi repair station di bandar udara lainnya. Hingga saat ini, Garuda Indonesia memiliki saham GMF sebanyak 99,99 persen. (hm)