Catat Laba di 2016, XL Yakin Kinerja 2017 Semakin Baik

Bareksa • 02 Feb 2017

an image
Presiden Direktur XL Dian Siswarini (kanan) didampingi VP LTE Pantro Pander Silitonga (kiri) berpose saat peluncuran komersial layanan 4G Long Term Evolution (LTE) di Jakarta, Selasa (22/9). XL menjadi operator telekomunikasi pertama yang menyediakan layanan 4G secara komersial pada frekuensi 1800 MHz di Surabaya dan Denpasar. ANTARA FOTO/Prasetyo

Pada 2016, laba XL mencapai Rp375,52 miliar dari rugi Rp25,34 miliar pada 2015

Bareksa.com – PT XL Axiata Tbk (EXCL) semakin yakin kinerjanya akan terus membaik setelah berhasil membukukan laba sebesar Rp375,52 miliar pada 2016. Pada 2015, XL masih merugi dengan catatan minus Rp25,34 miliar.

Presiden Direktur & CEO XL Dian Siswarini mengatakan perseroan akan membangun bisnis mobile data yang berkelanjutan dengan secara terus menerus menerapkan nilai-nilai pertumbuhan jangka panjang melalui agenda transformasi “3R” (Revamp, Rise, Reinvent). Melalui strategi 3R, XL bertransformasi menuju bisnis berbasis layanan data.

“Ini jelas merupakan strategi yang tepat untuk masa depan perusahaan yang lebih baik dan lebih menguntungkan. Dengan fokus untuk meningkatkan infrastruktur layanan data yang didukung dengan jaringan yang lebih luas, lebih kuat serta lebih baik, serta dibarengi dengan pengelolaan biaya yang lebih baik dan juga restrukturisasi neraca keuangan, telah menjadikan fundamental XL lebih kuat untuk bisa lebih kompetitif dan meraih kinerja yang lebih baik lagi di tahun 2017,” tulis Dian dalam keterangannya, Rabu, 1 Februari 2017.

Keuntungan pada 2016 diperoleh XL dari dampak positif atas penguatan Rupiah terhadap US Dollar, serta hasil dari penjualan menara di periode tersebut.  Padahal, pendapatan XL menurun sebagai dampak dari pergeseran atas layanan legacy (voice dan SMS) ke data. Namun, tren di semester kedua 2016 menunjukkan hasil yang lebih positif bagi XL.

“Per Q4 2016, pendapatan data mampu menyumbang 50 persen dari total pendapatan XL, atau lebih baik dari pencapaian tahun sebelumnya sebesar 31 persen. Sehingga, pada Q4 2016, gross revenue tumbuh didorong oleh pertumbuhan pendapatan data,” imbuh Dian.

Salah satu fokus utama dari strategi 3R adalah optimisasi biaya. Pada tahun 2016 lalu, XL menjalankan penghematan di seluruh aktivitas bisnis, terutama pada perpanjangan sewa menara. Hasilnya, XL telah mampu mendorong peningkatan profil biaya dan profitabilitas bisnis yang lebih baik secara keseluruhan. Dengan demikian, margin EBITDA XL meningkat 1 persen menjadi 37,6 persen pada tahun 2016 dibandingkan dengan 36,6 persen pada tahun 2015.

Dian juga menungkapkan, fokus utama XL pada 2016 adalah meningkatkan cakupan dan kualitas jaringan data sebagai bagian dari strategi transformasi untuk membangun bisnis layanan data yang kuat. Selanjutnya, dengan selesainya berbagai inisiatif pengelolaan neraca keungan (Balance Sheet Management) dan tercapainya berbagai efisiensi biaya yang dilakukan, XL telah membangun fondasi untuk bisa meraih kinerja yang lebih baik di tahun 2017.

Tidak hanya itu, XL juga melakukan investasi jaringan yang berkelanjutan guna meningkatkan kualitas dan cakupan wilayah layanan di sepanjang 2016. Tidak lama setelah 4G LTE hadir di Indonesia, layanan 4G dari XL kini telah mencakup hampir 100 kota di berbagai daerah, dengan lebih dari 8.200 BTS 4G.

Pembangunan jaringan 4G LTE tersebut, juga diimbangi dengan penggelaran jaringan 3G di frekuensi 900 MHz (U900), yang telah berhasil meningkatkan kualitas layanan 3G khususnya di luar Jawa secara signifikan.

“Dengan investasi jaringan yang signifikan tersebut, XL kini memiliki kapasitas yang lebih dari cukup untuk memenuhi permintaan masyarakat dan pelanggan atas layanan internet berkecepatan tinggi meskipun trafik layanan data juga terus meningkat pesat. XL kini memiliki posisi yang lebih kuat untuk dapat meraih peluang bisnis layanan data kedepannya,” tambah Dian.

Sayang, kinerja XL yang membaik tak mampu mengangkat harga sahamnya. Bertepatan dengan hari pertama masuk dalam deretan LQ45, saham EXCL justru mencatat penurunan 2,06 persen dari Rp2.910 menjadi Rp2.850. Meski begitu, saham EXCL pada posisi ini telah naik 23,38 persen dari posisi akhir tahun 2016 Rp2.310. (hm)(text)