BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Cak Imin: Isu SARA Ganggu Ekonomi Indonesia

Bareksa23 Januari 2017
Tags:
Cak Imin: Isu SARA Ganggu Ekonomi Indonesia
A. Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), memberikan pidato dalam Diskusi Panel bertajuk "SARA, Radikalisme dan Prospek Ekonomi Indonesia 2017"

Jangan biarkan silent majority kalah hanya dengan suara miring minoritas yang mengusung SARA dan radikalisme

Bareksa.com - Isu berkaitan dengan SARA (suku, agama, ras dan antar golongan) dan radikalisme akhir-akhir ini semakin mengganggu masyarakat dan memberi dampak terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini perlu segera diatasi karena dapat berpengaruh negatif terhadap ekonomi nasional.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) A. Muhaimin Iskandar menilai penyebaran isu ini perlu segera diatasi karena tidak sesuai dengan semangat kebangsaan Indonesia. Menurutnya, isu semacam ini sudah berakibat pada terhambatnya pembangunan segala bidang yang sekarang digalakkan oleh pemerintah dan rakyat.

"Jangan biarkan silent majority kalah hanya dengan suara miring minoritas yang mengusung SARA dan radikalisme. Suara miring itu tidak menggambarkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," ujarnya dalam pidato pembukaan Diskusi Panel SARA, Radikalisme, dan Prospek Ekonomi Indonesia 2017 di Jakarta Senin 23 Januari 2017.

Pria yang biasa disapa sebagai Cak Imin ini menekankan bahwa isu SARA secara politik juga mengancam eksistensi NKRI dan Pancasila. Semangat Intoleransi yang menjadi hakekat dari SARA dan didengung-dengungkan baik oleh oknum maupun organisasi kemasyarakatan sungguh tidak pantas ditolerir.

Oleh karena itu, dia mengatakan Pemerintah tak perlu lagi diajari tegas atau menunggu rakyat bertindak tegas. "Tegakkan hukum untuk melindungi NKRI, Pancasila dan Konstitusi. Sepanjang dalam rel ini, PKB akan selalu mendukung penuh," ujarnya.

Isu SARA yang banyak diberitakan oleh media massa termasuk aksi 2 Desember 2016 yang mendesak pemerintah untuk memproses dugaan penistaan agama yang dituduhkan kepada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Kemudian, isu lain terkait kedatangan tenaga kerja asing dari China menyerbu ke Indonesia yang kebenarannya tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Isu-isu tersebut sempat menjadi sentimen negatif bagi pasar modal dan keuangan di Indonesia. Hal ini juga terlihat dari arus dana asing yang keluar dari pasar modal Indonesia sepanjang sebulan setelah isu dihembuskan mencapai Rp18 triliun. Pada periode yang sama, dana asing keluar dari pasar obligasi senilai Rp20 triliun. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pun melemah ke kisaran Rp13.500 dari sebelumnya di Rp13.000.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.380,2

Up1,09%
Up5,00%
Up7,35%
Up8,50%
Up19,34%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.090,33

Up0,49%
Up5,21%
Up6,68%
Up7,14%
Up2,71%
-

Capital Fixed Income Fund

1.838,73

Up0,53%
Up3,93%
Up6,33%
Up7,43%
Up17,20%
Up39,76%

STAR Stable Amanah Sukuk

1.075,71

Up0,66%
Up3,97%
Up6,69%
---

Insight Renewable Energy Fund

2.259,31

Up0,74%
Up3,72%
Up6,02%
Up7,00%
Up19,69%
Up35,52%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua