Bareksa.com – Sejak awal tahun, pergerakan komoditas masih menjadi perhatian investor setelah memberikan kesan manis di tahun 2016. Baik itu harga batu bara, nikel, timah, maupun minyak dunia bergerak meningkat signifikan dan mengakhiri tren penurunan dalam 3 tahun terakhir seiring adanya kondisi oversupply.
Sejak 5 Januari 2017, pemerintah Indonesia memutuskan untuk menaikkan harga bensin non subsidi masing-masing Rp300/liter untuk periode 5 Januari 2017 - 31 Maret 2017 dengan pertimbangan harga minyak dunia baik jenis Brent maupun West Texas Intermediate (WTI) mulai rebound.
Sejak awal tahun 2017, harga minyak dunia merangkak naik 2,7 persen untuk jenis WTI menjadi $53,7/barrel. Hal tersebut disebabkan oleh menurunnya tingkat produksi yang dihasilkan oleh negara anggota Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) sebanyak 310.000 barel per hari di bulan Desember, dimana penurunan produksi 200.000 barel atau 65 persen berasal dari Nigeria.
Tabel : Perubahan Produksi Negara OPEC Productions Nov – Des (Ribu Barrel/hari)
Sumber: Bloomberg.com
Nigeria bersamaan dengan Libya dibebaskan dari pemangkasan produksi dikarenakan adanya konflik yang disertai oleh adanya aksi mogok dari para pekerja Exxon Mobil sehingga berdampak pada terganggunya baik ekspor maupun produksi.
Grafik : Pergerakan harga minyak Texas WTI
Sumber: Bloomberg.com
Sementara itu, Libya berhasil menambah produksi 50.000 barrel/hari di bulan Desember setelah bangsa Afrika Utara membuka kembali dua ladang minyak besar dan didalamnya terdapat kargo dari terminal ekspor terbesar.