Bagaimana Nasib Saham Properti di 2017?

Bareksa • 30 Dec 2016

an image
Pengunjung mengamati maket Tower Kamala Kandara milik PT PP Properti Tbk (PPRO) usai soft launching di Kawasan Grand Kamala Lagoon, Bekasi, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Risky Andrianto

Pemulihan pasar properti baru terlihat di kuartal akhir 2016

Bareksa.com Sepanjang tahun 2016 ternyata saham sektor properti masih belum pulih. Indeks sektor properti hanya naik sekitar 6 persen hingga hari ini, 30 Desember 2016. Kenaikan ini tidak sebanding dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melesat 16,1 persen dalam periode yang sama.

Data Bank Indonesia juga menunjukan kredit sektor properti hingga November 2016 juga hanya naik 7-9 persen. Pertumbuhan juga justru lebih banyak berasal dari pasar secondary  dibandingkan dengan pasar perdana dari developer.

Padahal Pemerintah telah melonggarkan aturan agar permintaan terhadap property kembali meningkat.

Pada bulan Agustus 2016 Bank Indonesia secara resmi mengumumkan pelonggaran Loan to Value (LTV). Hal ini diharapkan bisa membantu sektor properti yang melemah kembali tumbuh. Pelonggaran LTV ini berdampak kepada penurunan uang muka atau down payment (DP) menjadi hanya 15-20 persen dari nilai properti tersebut. 

Selain itu program pengampunan pajak (Tax Amnesty) dari pemerintah juga sebelumnya diprediksi dapat kembali mendorong gairah pasar properti.

Head of Research Universal Broker, Satrio Hutomo, kepada Bareksa.com, Kamis mengungkapkan masih lemahnya sektor properti ini dikarenakan belum bangkitnya daya beli masyarakat Indonesia. 

“Pasar properti belum bangkit karena pembeli masih wait and see melihat perkembangan perekonomian,” ujarnya. Satrio melihat antusiasime baru akan terjadi tahun depan.

Analis Danareksa Securities, Lucky Bayu Purnomo, menambahkan pada tahun 2017 sektor properti seharusnya bisa lebih melaju daripada tahun ini. Alasannya karena seharusnya Bank Indonesia memangkas 7 days repo menjadi 4,50 persen dari 4,75 persen. 

“Pada Rapat Dewan Gubernur selanjutnya seharusnya BI menurunkan 7 days repo menjadi 4,50 persen. Ini merupakan sentimen yang sangat bagus untuk sektor properti,” ujarnya. 

Sementara itu dalam riset yang dipublikasikan Bank Mandiri menyebut meskipun marketing sales  dari developer tahun ini tidak mencapai target, tetapi beberapa developer berhasil dalam launching beberapa rumah baru di kuartal empat.

Salah satunya PT Ciputra Development Tbk (CTRA) yang berhasil dalam penjualan Citra Raya Maja.  PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) juga berhasil menjual rumah di Benson.

Beberapa penjualan tanah yang bekerjasama dengan perusahaan manufaktur juga mampu menahan marketing sales developer diantaranya PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) yang bekerjasama dengan Mitsubishi dan PT Modernland Realty Tbk (MDLN) dengan Astra Land Indonesia.