Adaro Terus Kaji Potensi Bisnis Dengan PLN Thailand

Bareksa • 19 Dec 2016

an image
Pemindahan batubara ke kapal Tongkang (Adaro.com)

Saat ini, Adaro melalui Adaro Indonesia baru berencana menjual batubara kepada EGATi dalam 20 tahun

Bareksa.com – PT Adaro Energy Tbk (ADRO) masih mengkaji berbagai kemungkinan kerjasama bisnis dengan perusahaan listrik asal Thailand, Electricity Generating Authority of Thailand (EGATi). Padahal, Adaro sudah mengikat hubungan melalui anak usahanya, yakni PT Adaro Indonesia.

Hubungan tersebut terjadi setelah EGATi mengambil seluruh saham baru hasil rights issue Adaro Indonesia atau setara dengan 11,53 persen bernilai US$325 juta.

Sekretaris Perusahaan Adaro Energy Mahardika Putranto menjelaskan, kepemilikan EGATi tersebut tidak serta merta membuat mengikat penjualan batubara Adaro Indonesia. “Jadi, dengan 11,53 persen itu, bukan berarti penjualan batubara Adaro Indonesia ke EGATi setara dengan kepemilikannya,” terang Mahardika, Senin, 19 Desember 2016.

Mahardika mengungkapkan, sampai saat ini belum ada kesepakatan nyata atas hubungan tersebut. Namun banyak potensi bisnis yang mungkin bisa dikembangkan di antara kedua pihak. Karena pada intinya, hubungan tersebut harus memberikan keuntungan satu sama lain.

Hingga September 2016, produksi dan penjualan batubara Adaro Indonesia mencapai 12,98 juta ton dan 13,32 juta ton dari total produksi sebesar 38,18 juta ton. Dari jumlah itu, Indonesia masih menjadi tujuan utama penjualan batubara Adaro Indonesia dengan porsi 24 persen, disusul India 15 persen, dan China 14 persen.

Sementara, penjualan batubara Adaro Indonesia ke Thailand terbilang kecil. Porsinya hanya sekitar 3 persen termasuk dengan Italia, Kamboja, dan Vietnam.

Saat rights issue Adaro Indonesia, dana senilai US$325 juta akan digunakan untuk memperkuat kondisi keuangan Adaro Indonesia. Selain itu, Adaro Indonesia dan EGATi memperkuat kerjasama strategis dengan adanya rencana pembelian batubara yang diproduksi Adaro Indonesia dalam janga waktu kurang lebih 20 tahun.

Di sisi lain, Adaro Energy yakin bisa memenuhi target produksi batubara di tahun ini yang berkisar 52-54 juta ton. Sampai September, realiasi produksi perseroan mencapai 39,33 juta ton.

Adapun dalam beberapa tahun mendatang, Adaro Energy memprediksi, orientasi penjualan batubaranya akan lebih banyak diserap domestik. “Hal ini terkait dengan banyaknya proyek kelistrikan yang tengah disiapkan pemerintah,” imbuh Mahardika. (hm)