MARKET BRIEF: CPRO Target Jual Pakan 570.000 Ton, PPRO Akuisisi Lahan 1,4 Ha

Bareksa • 06 Dec 2016

an image
GM Marketing PT PP Properti Tbk (PPRO) Tjakra D.Puteh (kiri) dan Project Manager Nurjaman, menjelaskan apartemen Ayoma menggunakan maket, usai pemancangan tiang pertama (groundbreaking), apartemen dua menara yang dibangun di atas lahan seluas 1 ha dengan total investasi senilai Rp550 miliar, di Serpong, Tangerang. ANTARA FOTO/Audy Alwi

BBRI & MEDC Berencana Menerbitkan Surat Utang

Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan pasar modal dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan Bursa Efek Indonesia.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI)

BRI Berencana untuk menerbitkan obligasi pada tahun depan senilai Rp 8 triliun dan Rp 7 triliun di 2018. Sebelumnya, perseroan telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II BRI Tahap I Tahun 2016 senilai Rp4,6 triliun. Sebagai informasi, BRI memiliki izin menerbitkan obligasi berkelanjutan senilai total Rp20 triliun hingga 2018 mendatang.

Selain obligasi, emiten dengan kode saham BBRI ini juga masih memiliki sisa medium term notes (MTN) sekitar Rp3,08 triliun, setelah pada September lalu perseroan menerbitkan surat utang jangka menengah tersebut senilai Rp1,92 triliun.

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)

Kembali menawarkan surat utang dalam negeri. Perseroan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II tahap III sebesar Rp 1 triliun. Obligasi ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) dengan target dana yang dihimpun Rp 5 triliun.

Obligasi ini terbagi menjadi tiga seri yang diterbitkan tanpa warkat dengan jumlah Rp 127 miliar dan dijamin dengan kesanggupan penuh (full commitment). Ketiga seri ditawarkan dengan bunga 10,8 persen, 11,3 persen dan 11,8 persen per tahun. Adapun tenornya mulai dari tiga tahun, lima tahun dan tujuh tahun.

Perseroan menunjuk empat penjamin emisi efek, yakni PT CIMB Securities Indonesia, PT Danareksa Sekuritas, PT DBS Vickers Securities Indonesia, dan PT Mandiri Sekuritas. Obligasi tersebut mendapat peringkat single A Plus dari Pefindo.

Rencananya, sebesar 60 persen dana penerbitan obligasi akan digunakan untuk pembayaran sebagian utang obligasi sebesar S$ 100 juta yang akan jatuh tempo pada Mei 2018. Lalu sisanya, sebesar 40 persen akan digunakan untuk belanja modal, termasuk belanja modal yang muncul dari akuisisi aset di masa yang akan datang. Sebagai informasi, sebelumnya MEDC sudah menerbitkan surat utang tahap I dan tahap II masing-masing sebesar Rp 1,25 triliun. Sehingga, masih ada sisa PUB sebesar Rp 1,5 triliun yang belum diterbitkan.

PT PP Properti Tbk. (PPRO)

Berencana merambah segmen premium dengan meluncurkan apartemen mewah di Surabaya pada semester pertama 2017. Apartemen yang akan dirilis berlokasi di Jalan Embong Sawo, Surabaya. Lokasi proyek berada di pusat kota, terpaut 1 km dari Balai Kota Surabaya, Tunjungan Plaza, dan Stasiun Gubeng.

Perseroan merogoh kocek lebih dari Rp200 miliar untuk mengakuisisi lahan seluas 1,4 hektare di Jalan Embong Sawo. Alhasil, harga unit apartemen yang akan dibanderol menurutnya diestimasi melampaui Rp30 juta per m persegi.

Secara umum, tahun depan emiten bersandi saham PPRO itu menargetkan pertumbuhan prapenjualan atau marketing sales 20-30 persen. Adapun, sepanjang tahun ini PPRO menargetkan prapejualan sebanyak Rp2,5 triliun.

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)

Akan memperoleh duit segar melalui penjualan Lippo Mall Kuta Bali. Nilai penjualan properti itu sekitar Rp 800 miliar, dengan pembeli LMIR Trust. LMIRT Management Ltd selaku manajer LMIR Trust telah menyetujui rencana akuisisi tersebut. Berdasarkan RUPSLB LMIRT, 69,59 persen suara setuju LMIR Trust mengakuisisi Lippo Mall Kuta Bali.

LPKR menyambut positif hal ini. Transaksi ini merupakan penegasan atas strategi asset light. Transaksi ini diharapkan mampu meningkatkan kinerja kami secara keseluruhan untuk tahun 2016. Asal tahu saja, tahun ini LPKR membidik kenaikan pendapatan 13 persen dibanding tahun lalu. Strategi ini, salah satunya penjualan Lippo Mall Kuta juga merupakan kunci pertumbuhan kinerja untuk tahun depan. Manajemen optimistis pendapatan tahun depan bisa tumbuh 20 persen.

Sebagai informasi, LMIRT merupakan anak usaha yang 100 persen sahamnya dipegang oleh LPKR. Total aset yang dikelola LMIRT Management kini mencapai S$ 1,82 miliar. LMIR Trust merupakan pengelola dana investasi real estate yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Singapura.

PT Central Proteina Prima Tbk. (CPRO)

Menargetkan total penjualan pakan sebesar 570.000 ton. Rincian komposisinya, pakan ikan sebesar 400.000 ton dan pakan udang sekitar 170.000 ton. Pada kuartal III-2016 total produksi pakan sudah sebesar 330.000 ton. Rinciannya untuk pakan ikan dan 128.000 ton untuk pakan udang. Total produksi hingga kuartal III-2016 ini naik sekitar 10% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Perusahaan optimistis dapat mencapai target tersebut mengingat makin banyaknya pembudidaya baru yang mulai bermunculan. Selain itu, CP Prima juga terus mempertahankan kualitas pakan dan melakukan pengembangan dan ekspansi pasar seperti mengembangkan program kampung vanamei dan RT vanamei di Jawa dan Madura.

Sebagian besar produksi pakan untuk memenuhi kebutuhan domestik. Pasar terbesar CP Prima adalah Jawa Barat dan Jawa Timur. Selain memproduksi pakan ikan, perusahaan juga memproduksi udang. Sampai kuartal III-2016 penjualan udang mencapai 17.000 ton dengan pembagian 14.000 ton pasar luar negeri dan 3.000 ton sisanya pasar dalam negeri. Nilai ini sama dengan periode yang sama tahun 2015 lalu.