MARKET BRIEF: ADHI Dapat Proyek Baru Rp202 M, Ciputra Bangun ECOHome

Bareksa • 21 Nov 2016

an image
Pekerja berjalan di samping deretan tiang konstruksi proyek Light Rail Transit (LRT) tahap pertama di samping jalan tol Jagorawi di kawasan Ciracas, Jakarta Timur, Senin (14/3). PT Adhi Karya optimistis dapat menuntaskan pembangunan prasarana LRT terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi (Jabodetabek). ANTARA FOTO/Andika Wahyu

NPL Bank Mandiri naik; Kredit yang belum ditarik BBRI sampai kuartal ketiga 2016 sebesar Rp 77,21 triliun

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.

PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI)

ADHI memperoleh proyek baru yakni pengerjaan konstruksi terintegrasi design and build pembangunan underpass Mampang-Kuningan senilai Rp 202,21 miliar.

Pemilik proyek, dalam hal ini adalah Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta, telah menetapkan waktu pelaksanaan pengerjaan yakni 392 hari. Dengan bertambahnya perolehan kontrak baru ini, maka hingga saat ini perolehan kontrak perseroan sudah mencapai Rp 11,6 triliun. Tercatat, perolehan kontrak Januari hingga Oktober 2016 mencapai Rp 11,4 triliun.

Ciputra Group

Ciputra Group bersama Mitsui Fudosan Residential mengembangkan ECOHome yaitu kawasan Superblok terbaru seluas 10 hektar yang terintegrasi dengan kawasan komersial ECOPlaza, Citra Raya Tangerang, di penghujung 2016.

ECOPlaza sudah resmi dibuka untuk publik tanggal 21 Oktober 2016 dan untuk ECOHome direncanakan akan mulai dipasarkan tanggal 3 Desember 2016 dan pendaftaran minat dibuka hingga 2 Desember. Harga perdana mulai Rp179 jutaan dan cicilan mulai Rp2 jutaan per bulan.

 PT Bank Mandiri Tbk (BMRI

BMRI mencatatkan kenaikan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di sektor investasi sebesar 131 bps year on year (yoy) menjadi 3,49 persen per kuartal III 2016. Kenaikan NPL di sektor investasi ini disebabkan industri yang terkait dengan komoditas dan tekstil.

Ahmad Siddik Badruddin, Direktur Risk Manajemen Bank Mandiri mengatakan, kenaikan NPL kredit investasi terjadi sebagai akibat penurunan harga komoditas. “Sebagai contoh NPL masih tinggi pada sektor-sektor yang terkait dengan transportasi yang mengangkut komoditas dan industri tekstil,” ujar Siddik.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)

BBRI mengaku jumlah kredit yang belum ditarik (undisbursed loan) atau kredit menganggur sampai kuartal III 2016 didominasi pembiayaan jangka panjang. Kredit jangka panjang ini mayoritas berupa kredit investasi.

Kredit yang belum ditarik BBRI sampai kuartal ketiga 2016 tercatat sebesar Rp 77,21 triliun, atau naik 34,52 persen yoy.