Fokus Likuiditas dan Kualitas Aset, Laba BRI Hanya Naik 1,8%
BRI meningkatkan beban provisi dan CKPN masing-masing jadi Rp11,12 triliun dan Rp22,3 triliun
BRI meningkatkan beban provisi dan CKPN masing-masing jadi Rp11,12 triliun dan Rp22,3 triliun
Bareksa.com – Peningkatan beban provisi dan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) masih menekan pertumbuhan laba PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Hingga akhir September tahun ini, laba BRI hanya tumbuh 1,8 persen (bank only) menjadi Rp18,6 triliun dari periode sama tahun lalu Rp18,28 triliun.
Pencapaian tersebut sekaligus menggambarkan fokus BRI di tahun ini tak cuma sebatas laba. Wakil Direktur Utama BRI Sunarso menyampaikan, profitabilitas menjadi prioritas BRI setelah likuiditas dan kualitas aset.
“Jadi, BRI ini kami kelola dengan hati-hati. Manajemen memang fokus likuiditas, kemudian kualitas aset, baru setelah itu profitabilitas,” ujar Sunarso, Selasa, 25 Oktober 2016.
Promo Terbaru di Bareksa
Hingga sembilan bulan tahun ini, beban provisi BRI naik 61,4 persen menjadi Rp11,12 triliun dari Rp6,89 triliun pada periode sama tahun lalu. Bahkan, beban provisi pada periode ini lebih tinggi dari provisi pada akhir 2015 yang hanya Rp8,58 triliun.
Begitu pun dengan CKPN. Direktur Utama BRI Asmawi Syam menjelaskan, CKPN BRI naik dari 150 persen pada sembilan bulan tahun lalu menjadi 166 persen tahun ini atau Rp22,3 triliun. “Ini kami lakukan untuk mewujudkan stabilitas pinjaman dengan tetap fokus ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM),” imbuh Asmawi.
Tabel: Income Statement BRI (bank only) hingga 30 September 2016
Sumber: Bahan presentasi perseroan
Sementara itu, Direktur Keuangan BRI Haru Kusmahargyo mengatakan, BRI akan mengoptimalkan likuiditas, khususnya dari sisi loan to deposit ratio (LDR) dari 87 persen menjadi sekitar 92 persen. Meski meningkat, Haru menilai posisi likuiditas BRI masih aman dan bisa memberikan hasil melalui peningkatan net interest income (NII) serta penurunan cost of fund (COF).
NII BRI hingga September naik 16,8 persen dari Rp41,57 triliun menjadi Rp48,58 triliun. Pada periode yang sama, COF BRI turun dari 4,3 persen menjadi 3,9 persen seiring peningkatan dana murah (tabungan dan giro) yang naik 11,7 persen dan memberi porsi 57,6 persen terhadap total dana pihak ketiga (DPK).
“Tren COF ke depan akan turun berkisar 0,25 persen atau 25 basis poin. Terutama dengan optimisme pertumbuhan ekonomi dan capital inflow,” ucap Haru.
Target Laba
Terlepas dari pencapaian kinerjanya hingga September, manajemen BRI masih yakin bisa meningkatkan portofolio kreditnya dengan tetap mengincar segmen UMKM. Asmawi bilang, pertumbuhan kredit BRI akan tetap di atas rata-rata industri dengan kisaran 13 persen hingga 15 persen sampai akhir tahun ini.
Tak cuma itu saja, BRI juga akan memperkuat pendanaan melalui penghimpunan DPK murah dan penerbitan obligasi dengan suku bunga kompetitif, disertai upaya penguatan fee based income melalui pengembangan digital banking.
Di sisi lain, BRI juga berencana meningkatkan porsi kepemilikan serta peningkatan permodalan untuk perusahaan anak melalui secondary public offering dan penerbitan sukuk sub debt.
“Dengan modal kinerja yang sehat, stabil, dan berkelanjutan, BRI optimis dapat mencapai pertumbuhan laba pada kisaran 1 sampai 2 persen hingga akhir tahun ini,” tambah Asmawi.
Sementara itu, beberapa rasio keuangan lainnya seperti NPL, LDR, serta rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR), masing-masing ditargetkan 2,1 persen-2,4 persen, 87 persen-90 persen, dan 20 persen. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.