Bareksa.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) akhirnya mengendus adanya pergerakan harga yang tidak wajar pada saham PT Harum Energy Tbk (HRUM). Saham produsen batu bara ini dinilai bergerak naik signifikan di luar kebiasaan.
Untuk itu bursa memasukkan saham HRUM ke dalam radar Unusual Market Activity (UMA) pada 18 Oktober 2016. Dalam surat bursa nomor Peng-UMA-0031/BEI.WAS/10-2016 disebutkan bahwa bursa sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham HRUM.
Bursa meminta investor untuk memerhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa. Selain itu bursa juga meminta investor untuk mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.
Investor juga diminta mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum mengambil keputusan investasi. Walaupun demikian pengumuman UMA ini tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
Adapaun pada perdagangan hari ini harga saham HRUM masih naik 4,4 persen sejak pembukaan. Saham perusahaan batu bara ini hingga penutupan perdagangan berada di level Rp1.670 per saham.
Berarti, jika ditarik sejak awal bulan, harga saham HRUM pada penutupan perdagangan kemarin telah naik 60 persen menjadi Rp1.600 dari sebelumnya masih berada di level Rp1.045.
Grafik: Pergerakan Harga Saham HRUM Secara Intraday 18 Oktober 2016
Sumber: Bareksa.com
Ciptadana Securities (KI) menjadi pembeli sekaligus penjual terbanyak saham HRUM. KI membeli saham HRUM sebanyak 175 ribu lot dengan nilai Rp29,2 juta dengan rata-rata pembelian Rp1665,9 per lembar sahamnya.
Deutsche Securities (DB) tercatat sebagai pembeli terbesar kedua dengan memborong 75 ribu lot saham HRUM senilai Rp13,3 miliar.
Sementara pembeli terbesar ketiga adalah Danareksa Securities (OD) yang membeli sebanyak 10 ribu lot senilai Rp1,7 miliar.
Sebelumnya, saham batu bara lainnya yang masuk radar UMA karena kenaikan harga saham yang tidak wajar adalah PT Delta Dunia Mamur Tbk (DOID) pada tanggal 13 Oktober 2016. Saham penyedia jasa pertambangan ini sudah naik 7 kali lipat sejak awal tahun.
Saham-saham berbasis pertambangan kembali menjadi perhatian investor pasar modal. Setelah mengalami pelemahan pada tahun lalu, saham-saham pertambangan kali ini bahkan diperkirakan bisa menjadi penopang penguatan indeks saham Indonesia. (Baca juga: Indeks Sektor Pertambangan Menguat 53% Sepanjang 2016, Penopang Utama IHSG?) (hm)