BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Laba BNI Q3 2016 Capai Rp7,76 T, Naik 28,7%

Bareksa14 Oktober 2016
Tags:
Laba BNI Q3 2016 Capai Rp7,76 T, Naik 28,7%
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Achmad Baiquni saat memberi keterangan mengenai kinerja BNI per kuartal III-2016, di Jakarta, Kamis (13/10). Pada periode ini, BNI membukukan laba bersih Rp7,72 triliun atau tumbuh 28,7%

Salah satu penopang laba BNI adalah pertumbuhan NII sebesar 15 persen dari Rp19,02 triliun menjadi Rp21,87 triliun

Bareksa.com – Kondisi ekonomi Indonesia yang masih penuh tantangan tak menggoyahkan kinerja keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI). Tercatat, laba bank yang dikendalikan pemerintah ini tumbuh 28,7 persen dari Rp5,99 triliun pada kuartal III-2015 menjadi Rp7,76 triliun pada kuartal III tahun ini.

Kenaikan laba bersih ini ditopang beberapa indikator. Antara lain pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 15 persen dari Rp19,02 triliun menjadi Rp21,87 triliun. Laba BNI juga tumbuh berkat pendapatan berbasis komisi (fee based income) yang meningkat 20 persen dari Rp5,19 triliun menjadi Rp6,24 triliun.

“Catatan keuangan BNI menunjukkan peningkatan kualitas kredit BNI dengan tetap menjaga net interest margin (NIM) di level 6,2 persen,” ujar Direktur Utama BNI Achmad Baiquni, Kamis, 13 Oktober 2016.

Promo Terbaru di Bareksa

Tabel: Rasio Keuangan BNI Kuartal III-2016

Illustration

Sumber: Corporate Presentation BNI

Rasio keuangan BNI juga tak lepas dari percepatan penyaluran kredit sejak Kuartal I 2016 yang disebabkan oleh kebijakan-kebijakan yang ditempuh manajemen. BNI mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp 372,02 triliun pada kuartal III 2016 atau meningkat 21,1 persen dibandingkan kuartal III 2015, dan jauh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan kredit di industri yang mencapai 7,6 persen per Agustus 2016.

Strategi yang dilakukan Manajemen BNI untuk mendorong pertumbuhan kredit di atas industri adalah, pertama, menggali potensi pasar pembiayaan BUMN dengan fokus pada proyek infrastruktur dan sektor industri yang memiliki risiko rendah dan terkontrol. Kedua, mengoptimalkan jaringan dan outlet untuk mampu menggarap potensi pasar yang ada. Ketiga, menggali potensi supply chain debitur korporasi.

Penyaluran kredit BNI ke Sektor Business Banking masih menjadi yang terbesar dengan komposisi 73 persen dari total kredit atau sebesar Rp271,68 triliun. Aliran kredit ke Sektor Business Banking ini tumbuh 23,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2015. Pada sektor Business Banking ini, kredit BNI disalurkan ke segmen korporasi (sebanyak 24,3 persen), kredit BUMN (19,1 persen), lalu ke segmen usaha menengah (16,3 persen), dan segmen usaha kecil (sebesar 13,3 persen).

“Untuk meningkatkan penyaluran kredit ke segmen korporasi, manajemen telah melaksanakan paduan strategi yaitu, pertama, fokus pada pembiayaan proyek infrastruktur dan BUMN. Kedua, fokus pada pembiayaan sektor berisiko rendah seperti konstruksi, pertanian, serta sektor listrik, gas, dan air. Ketiga, tidak melakukan ekspansi ke sektor yang berisiko cukup tinggi karena faktor eksternal, seperti sektor minyak dan pertambangan,” imbuh Baiquni.

Dana pihak ketiga (DPK) BNI nilainya mencapai Rp401,88 triliun atau meningkat 15 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2015. "Komponen dana murah (current account saving account/ CASA) masih mendominasi, yaitu sebesar 59,7 persen dari total DPK. Hal tersebut mengantarkan cost of fund BNI dapat ditahan di level 3,1 persen, tergolong rendah dibandingkan bank-bank serupa, sehingga mampu menjaga kondisi NIM cukup stabil," tambah Baiquni.

Akhir Tahun

Sejalan dengan pencapaian kinerja hingga September, BNI semakin percaya diri untuk menutup tahun 2016. Dari sisi kredit, Baiquni menuturkan, pertumbuhannya akan berada pada kisaran 16 persen hingga 17 persen.

Baiquni menjelaskan, pertumbuhan kredit akhir tahun tak akan setinggi pencapaian kuartal III mengingat pertumbuhan kredit pada Oktober 2015 sudah cukup tinggi. "Selain itu, pertumbuhan kredit tahun ini juga tertahan likuiditas untuk memenuhi CASA, padahal permintaan kredit cukup tinggi," kata dia.

Begitu juga dengan laba. Baiquni hanya memprediksi, pertumbuhan laba akan di bawah pertumbuhan sampai September. "Pertumbuhan laba akan dibawah 28 persen, tapi double digit," sebutnya. (hm)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.337,58

Up0,49%
Up3,72%
Up0,04%
Up4,75%
Up18,40%
-

Capital Fixed Income Fund

1.792,73

Up0,56%
Up3,35%
Up0,04%
Up6,95%
Up16,60%
Up40,13%

I-Hajj Syariah Fund

4.871,33

Up0,59%
Up3,20%
Up0,03%
Up6,16%
Up22,01%
Up40,68%

STAR Stable Amanah Sukuk

Produk baru

1.047,73

Up0,53%
Up3,64%
Up0,04%
---

Reksa Dana Syariah Syailendra OVO Bareksa Tunai Likuid

1.147

Up0,31%
Up2,63%
Up0,03%
Up4,97%
Up14,27%
-
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua