Bareksa.com - Hari Raya Idul Fitri -- atau kerap disebut Lebaran -- selalu identik dengan ketupat, opor ayam, baju baru, dan mudik. Topik terakhir ini bagi sebagian umat muslim merupakan agenda tahunan yang wajib dilakoni karena menjadi ajang berkumpul bersama keluarga besar, khususnya bagi para perantau yang bekerja jauh dari kampung halaman.

Di samping menawarkan kegembiraan bersama keluarga, mudik selalu saja meminta kompensasi pengeluaran dana yang tidak sedikit. Para perantau tidak hanya perlu mempersiapkan dana cukup untuk transportasi pulang pergi, tapi juga untuk belanja keperluan Lebaran, memberikan angpao kepada orang tua dan sanak keluarga, dan banyak lagi pengeluaran lainnya. Meski para pekerja sudah menerima tunjangan hari raya (THR), uang tersebut belum tentu menutupi berbagai pengeluaran tak terduga di kampung halaman.

Agar dapat melewati momen lebaran dengan 'selamat', diperlukan persiapan dari jauh-jauh hari, yakni dengan cara menyisihkan pendapatan kita setiap bulan. Idealnya, menurut teori perencanaan keuangan, setiap dari kita perlu mengganggarkan 10 persen dari penghasilan untuk ditabung dan diinvestasikan. Dari porsi ini, kita dapat mengambil 5 persen sebagai tabungan dana mudik. Jika hal ini dilakukan, kita dapat menghindari menggunakan uang gaji bulanan.

Katakanlah kita saat ini memiliki penghasilan Rp3 juta per bulan. Maka, ada sekitar Rp150 ribu yang perlu disisihkan untuk Lebaran. Agar optimal, uang ini bisa kita tempatkan pada reksa dana pendapatan tetap. Jenis reksa dana ini menempatkan asetnya pada obligasi pemerintah dan swasta yang berpotensi menghasilkan keuntungan (return) yang jauh lebih tinggi dibandingkan bunga tabungan dan deposito di bank.

Untuk mengetahui keuntungan menabung di reksa dana, mari kita simulasikan menggunakan Simulator Reksa Dana yang tersedia di Bareksa.com.

Ambil contohnya adalah Saham MNC Dana Likuid, salah satu reksa dana pendapatan tetap yang yang dijual di Bareksa dengan kinerja terbaik selama setahun terakhir. Mula-mula, kita pilih periode waktu setahun ke belakang, yakni 16 Juni 2015 sampai 15 Juni 2016. Lalu, masukkan investasi awal sebesar Rp 150 ribu dan tambahan investasi setiap bulan Rp150 ribu. Kemudian, klik tombol 'Hitung', seperti yang tampak pada gambar di bawah ini.

Berdasarkan simulasi, dana hasil investasi yang dikumpulkan dalam kurun waktu setahun telah berkembang menjadi Rp2,086 juta atau tumbuh sekitar 6,97 persen. Nilai ini sudah berkembang dari jumlah pokok simpanan kita yang hanya sebesar Rp1,95 juta, artinya ada return sebesar Rp135.852 dalam jangka waktu 12 bulan itu.

Namun, apabila kita menyimpannya di rekening tabungan di bank, dengan asumsi bunga 2 persen, maka dana kita cuma berkembang jadi Rp1,97 juta atau hanya tumbuh 1,18 persen saja. Angka itu pun masih harus dipotong pajak penghasilan 20 persen dan biaya administrasi bank yang dibayar per bulan.

Jadi, dengan menabung di reksa dana, kita dapat menghindari menggunakan uang gaji bulanan untuk ber-Lebaran yang seharusnya digunakan untuk mengongkosi keperluan rutin kita sehari-hari.

Ingin berinvestasi reksa dana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksa dana, klik tautan ini
- Pilih reksa dana, klik tautan ini
- Belajar reksa dana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS