Properti Terdorong Kebijakan Bunga Murah, Saham Mana Jadi Pilihan?
Bank sentral memangkas BI Rate menjadi 6,5 persen dan melonggarkan kebijakan uang muka menjadi 15 persen.
Bank sentral memangkas BI Rate menjadi 6,5 persen dan melonggarkan kebijakan uang muka menjadi 15 persen.
Bareksa.com - Saham-saham sektor properti menjadi penopang kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan bursa akhir pekan lalu, seiring dengan sentimen penurunan suku bunga yang berdampak positif bagi permintaan perumahan dan penjualan para developer. Indeks saham properti ditutup melompat 2,2 persen pada Jumat 17 Juni 2016, sementara IHSG hanya naik 0,43 persen.
Grafik: Pergerakan Indeks Saham Sektor Properti Intraday, 17 Juni 2016
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber: Bareksa
Bank sentral pada 16 Juni 2016 telah mengumumkan memangkas suku bunga acuan BI menjadi 6,5 persen. Ini merupakan pemotongan yang ketiga pada tahun ini sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Seiring dengan penurunan suku bunga ini, BI juga memutuskan untuk melonggarkan kebijakan pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sehingga kredit bisa digunakan untuk membeli rumah kedua yang masih dalam tahap pembangunan. Selain itu, batas uang muka untuk KPR diturunkan, sehingga kredit untuk rumah pertama hanya membutuhkan uang muka 15 persen, dari yang sebelumnya 20 persen.
"Penurunan DP (down payment) dan pelonggaran KPR untuk rumah kedua dapat mendorong permintaan properti secara struktural. Hal ini juga dapat mendukung para pengembang properti yang mengalami pengetatan modal kerja," demikian ditulis Erwan Teguh, analis CIMB Research, dalam laporan riset yang dibagikan kepada nasabah.
Selama ini, sebagian besar developer memberikan kemudahan cicilan uang muka bagi para pembeli, sementara properti yang diperjualbelikan masih dalam proses pembangunan. "Kebijakan ini dapat memperbaiki arus kas perusahaan properti, yang selama ini bergantung pada pemberian pinjaman internal untuk mendorong penjualan," demikian ditulis laporan riset Mandiri Sekuritas kepada nasabah.
Nomura Indonesia juga melihat ada potensi peningkatan pra penjualan dan pendapatan dalam jangka dekat, karena KPR memberikan dampak yang lebih cepat bagi penjualan rumah tapak dibandingkan pembiayaan internal pengembang.
"Semua pengembang akan menikmati perubahan kebijakan ini, tapi kami memperkirakan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) yang akan paling menikmati manfaat dari kebijakan ini karena perusahaan memiliki angka peningkatan terbesar dalam pembiayaan internal selama dua tahun terakhir. Selain itu, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Ciputra Develompment Tbk (CTRA) juga akan menikmati pendapatan lebih baik karena eksposur yang besar terhadap penjualan rumah tapak. Top pick di sektor ini adalah BSDE," demikian direkomendasikan analis Nomura, Edy Sujoso, dalam risetnya.
Tabel: Rekomendasi Saham Properti
Sumber: Mandiri Sekuritas
Sementara itu, Mandiri Sekuritas menilai, selain kebijakan pelonggaran KPR, tax amnesty akan menjadi katalis yang signifikan bagi penjualan pengembang properti. Menurut catatan Mandiri Sekuritas, perusahaan yang memiliki proporsi KPR cukup besar adalah BSDE, PT Alam Sutra Realty Tbk (ASRI) dan CTRA. Sementara itu, proporsi KPR yang dimiliki SMRA akan meningkat karena kebijakan KPR rumah kedua dilonggarkan. Adapun PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) selalu memiliki porsi cash installment yang tinggi (70 persen lebih) karena lebih dari 50 persen produknya adalah apartemen. (kd)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.