BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Harga Minyak Tembus US$40 per Barel, Saham ELSA Menjadi Incaran

18 Maret 2016
Tags:
Harga Minyak Tembus US$40 per Barel, Saham ELSA Menjadi Incaran
Sejumlah Pekerja PT Elnusa tengah memeriksa alat drilling di lepas pantai (Company)

Volume transaksi saham ELSA yang mencapai 1,1 juta lot atau Rp42,4 miliar.

Bareksa.com - Harga minyak mentah menembus US$40 per barel, pencapaian tertinggi pada 2016. Kenaikan ini terdorong kebijakan moneter longgar yang diterapkan bank-bank sentral global.

Pada perdagangan kemarin (Kamis, 17 Maret 2016) harga minyak West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik US$1,74, atau 4,5 persen pada US$40,20 per barel, setelah mencapai level tertinggi pada harga US$40,26.

Sementara harga minyak mentah Brent untuk bulan depan menanjak US$1,21 menjadi US$41,54 per barel setelah sebelumnya mencapai puncak tahun ini pada harga US$41,60 per barel.

Promo Terbaru di Bareksa

Kenaikan harga minyak tersebut mendorong naiknya harga saham PT Elnusa Tbk (ELSA). Hingga pukul 09,45 harga saham ELSA menguat 1 persen menjadi Rp367 setelah sebelumnya juga menguat 12,35 persen.

Naiknya harga saham ELSA pagi ini juga diiringi tingginya volume transaksi saham ELSA yang mencapai 1,1 juta lot atau Rp42,4 miliar.

Terpantau Daewoo Securities (YP) sebagai pembeli terbesar. YP memborong 100 ribu lot saham ELSA dengan harga rata-rata Rp370,6 senilai Rp3,7 miliar.

Nilai transaksi oleh YP setara 8,7 persen dibanding seluruh transaksi saham ELSA.

Di urutan kedua dan ketiga pembeli terbesar saham ELSA adalah Indo Premier Securities (PD) dan Danareksa Sekuritas (OD), dengan nilai transaksi masing-masing mencapai Rp2,7 dan Rp1,4 miliar

Grafik: Pergerakan Harga Saham ELSA Secara Intraday

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Produksi minyak di Amerika Serikat (AS) telah turun 10.000 barel per hari menjadi 9,07 juta barel per hari, level terendah sejak November 2014. Jumlah pengeboran minyak yang beroperasi di AS per pekan lalu hanya 386 unit, paling sedikit sejak Desember 2009.

Sementara laju pengetatan moneter di Amerika Serikat (AS) sendiri akan berjalan lebih lambat melalui dua kali kenaikan suku bunga pada 2016. Indeks dolar telah jatuh 1,17 persen ke level 94,768 pada penutupan kemarin atau level terendah sejak pertengahan Oktober 2015.

Grafik: Indeks Dolar Selama 1 Tahun

Illustration

Sumber: Bloomberg.com

Nilai tukar dolar yang lebih rendah membuat aset di bursa komoditas AS lebih menarik bagi investor global. Indeks komoditas Bloomberg, yang mengukur pergerakan 22 kontrak komoditas, menguat 2,2 persen ke level tertinggi sejak Desember.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua