MARKET FLASH: TAXI Targetkan Pendapatan Rp1 Triliun, BEI Akan Panggil 15 Emiten

Bareksa • 09 Feb 2016

an image
Logo PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI), perusahaan operator taksi Express (Bareksa/Hanum K. Dewi)

BBRI berharap dapat meraih pendapatan berbasis komisi atau fee based income sebesar Rp11 triliun

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI)

PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) menargetkan pendapatan tahun ini mencapai Rp1 triliun. Untuk mencapai target tersebut, perseroan akan meningkatkan okupansi armada hingga 80 - 90 persen dari realisasi pada 2015 sebesar 70 persen.

Direktur Keuangan Express Transindo David Santoso kepada Investor Daily mengatakan bahwa perseroan akan melakukan peremajaan armada taksi untuk menjaga tingkat penggunaan atau utilitisasi. Selain itu, untuk mengejar peningkatan okupansi, TAXI juga akan meluncurkan aplikasi pemesanan taksi pada Maret 2016. Tahun ini, TAXI menyiapkan capex sebesar Rp200 - 300 miliar untuk menambah dan meremajakan armada sebanyak 1.000 - 1.500 unit.  

PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD)

LEAD menargetkan dapat melakukan penghematan sebesar 20 persen pada 2016 ini. Tren penurunan harga minyak berdampak pada bisnis perusahaan, yakni jasa pendukung kegiatan lepas pantai industri migas. Walhasil perseroan perlu melakukan sejumlah langkah penghematan.

Langkah pertama yang akan dilakukan LEAD  memperketat penyaringan dalam rangka pembelian dan mengupayakan penghematan dari segi harga disamping termin pembayaran. Di samping itu, perseroan juga tetap mengikuti sejumlah tender untuk meningkatkan utilisasi kapal, di antaranya dari Santos, Chevron, Conocophilip, Petronas, PHE, dan CNOOC. Sementra untuk saat ini, kontrak berjalan yang dikerjakan Logindo sudah sebesar US$125 juta.

Bursa Efek Indonesia

BEI bakal mengundang 15 emiten yang nilai sahamnya belum menunjukan up trend pasca anjlok sejak pertengahan tahun lalu. Direktur Utama BEI Tito Sulistyo mengatakan seiring dengan meningkatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), harga saham yang anjlok sejak Juli 2015 mulai beranjak naik. Akan tetapi  masih ada setidaknya 15 emiten yang harga sahamnya belum kembali ke level seharusnya.

Untuk itu, otoritas bursa akan mengundang 15 emiten  duduk bersama membicarakan rencana aksi korporasi, promosi, dan roadshow untuk mendongkrak harga saham. Menurut Tito, pemanggilan 15 emiten tersebut akan dilakukan pada minggu ketiga Febuari 2016. Namun sayangnya, Tito enggan mengungkap profil 15 perusahaan tersebut.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)

BBRI berharap dapat meraih pendapatan berbasis komisi atau fee based income sebesar Rp11 triliun pada 2016. Wakil Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan sepanjang tahun lalu, perseroan berhasil mencatat pendapatan non bunga sebesar Rp7,4 triliun atau bertumbuh 21,15 persen dari tahun sebelumnya.

"Pada 2016, kami cita-citanya meningkatkan fee based income double digit, minimal 10 persen. Normalnya kami ingin capai sampai Rp11 triliun," katanya. Untuk mencapai hal tersebut, Sunarso menyebutkan perseroan telah menyiapkan daya dukung jaringan komunikasi data, yakni dengan peluncuran satelit BRISat pada Juni 2016. Dirinya optimis, dengan peluncuran satelit, pendapatan berbasis komisi bakal meningkat signifikan.

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)

BMRI menargetkan kredit pemilikan rumah atau KPR dapat bertumbuh 5 - 6 persen pada tahun ini. Adapun tahun lalu, penyaluran KPR bank Mandiri mencapai Rp30,6 triliun, bertumbuh 2,1 persen dari tahun sebelumnya.

Untuk menggenjot penyaluran KPR ini, perseroan menggelontorkan berbagai paket promosi. Program ini dikeluarkan untuk menyambut imlek. Paket tersebut meliputi program KPR berbunga 9,25 persen selama tiga tahun dan KPR berbunga 9,75 persen selama lima tahun. Program KPR tersebut dapat dimanfaatkan untuk kepemilikan rumah pertama atau kedua di seluruh wilayah Indonesia.