Bareksa.com – Seiring dengan fluktuasi harga minyak mentah dunia, saham PT Elnusa Tbk (ELSA) juga menjadi lebih volatil. Kenaikan saham ini dalam satu hari pernah mencapai 15,18 persen, sedangkan penurunannya sehari dapat mencapai 7,24 persen. Ditengarai pergerakan saham ELSA sejalan dengan harga minyak mentah dunia. (Baca juga: Saham ELSA Anjlok 6,8%; Selalu Sejalan dengan Harga Minyak Dunia?)

Setelah kemarin ditutup melonjak 6,83 persen dan hari ini (Kamis, 4 Februari 2016) masih melanjutkan penguatan, berapa sebenarnya valuasi wajar ELSA?

Pendapatan Elnusa pada 2015 berdasarkan data konsensus Bloomberg diperkirakan akan turun 15 persen menjadi Rp 3,6 triliun dibandingkan 2014 sebesar Rp 4,2 triliun, sedangkan laba bersih yang diperoleh akan mencapai Rp 293 miliar atau turun 29 persen.

Untuk akhir 2016, pendapatan Elnusa diperkirakan susut menjadi Rp 3,2 triliun dengan perolehan laba bersih Rp247,5 miliar atau turun 15,5 persen.

Grafik: Pendapatan dan Laba Elnusa

Sumber: Bloomberg, Bareksa.com

Dengan menggunakan asumsi konsensus di atas, valuasi saham Elnusa dapat dihitung menggunakan metode forward price-to-earning atau disebut forward PE. Apabila rasio harga terhadap laba per saham (price-to-earning ratio/PE ratio) diukur dengan menggunakan data aktual, maka perhitungan rasio forward PE dihitung dengan membagi harga saham saat ini dengan estimasi laba per saham.

Saat ini rasio PE Elnusa tercatat 4,69x. Dengan estimasi konsensus di mana laba per saham Elnusa pada 2015 sebesar Rp40,3, rasionya menjadi 5,6x atau lebih besar daripada rasio PE saat ini. Demikian pula dengan rasio forward PE 2016. Laba per saham pada akhir 2016 diperkirakan sebesar Rp33,91 dengan rasio forward PE 6,6x yang lebih tinggi nilainya dibandingkan rasio PE saat ini.

Hal ini mengindikasikan bahwa saham Elnusa relatif lebih mahal (overvalued) karena analis mengekspektasikan penurunan laba Elnusa.

Grafik: Rasio PE Elnusa

Sumber: Bloomberg, Bareksa.com

Namun tidak semua analis lantas merekomendasikan jual untuk saham Elnusa karena penurunan laba. Grafik: Rekomendasi Analis Elnusa

Sumber: Bloomberg, Bareksa.com

Berdasarkan survei Bloomberg, sebanyak 40 persen analis menyarankan 'Buy', 40 persen 'Sell' dan 20 persen 'Hold'.