Kebijakan Suku Bunga Negatif, Latar Belakang dan Efeknya
Suku bunga negatif belum terbukti dapat mengatasi masalah perekonomian
Suku bunga negatif belum terbukti dapat mengatasi masalah perekonomian
Bareksa – Pada Jumat lalu (29 Januari 2015) bank sentral Jepang (Bank of Japan/BOJ) memutuskan menurunkan suku bunga acuannya menjadi minus 0,1 persen mengikuti langkah bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) yang telah lebih dulu menerapkan suku bunga deposito negatif pada 2014.
Menurut pandangan umum, suku bunga negatif berarti nasabah yang menyimpan uangnya di bank, bukannya mendapat bunga, justru nasabah itu diharuskan membayar. Begitu pula dengan lembaga keuangan yang menaruh uangnya di bank sentral .
Sistem suku bunga negatif Jepang yang akan berlaku pada 16 Februari 2016 akan mengenakan suku bunga minus 0,1 persen terhadap dana yang disimpan lembaga keuangan pada bank sentral. Namun tidak semua dana dikenakan bunga negatif. Bunga negatif hanya akan dikenakan terhadap kelebihan dana pada ‘basic balance’ dan ‘macro-add on balance’ (lihat tabel).
Promo Terbaru di Bareksa
Tabel: Pengenaan Bunga Terhadap Dana Yang Disimpan di Bank Sentral Jepang
Sumber: Bank of Japan, Bareksa.com
Negara dengan suku bunga negatif
Sebelum Jepang menerapkan suku bunga negatif, beberapa negara di dunia telah menganut kebijakan ini. Di antaranya Swiss, Swedia, Denmark serta Uni Eropa.
Bank sentral Eropa menurunkan suku bunga deposito menjadi minus 0,1 persen pertama kali pada Juni 2014 dan terakhir pada Desember 2015 lalu menjadi minus 0,3 persen. Kebijakan bunga negatif yang diambil Mario Draghi yang kala itu menjabat sebagai gubernur ECB didasari rendahnya inflasi, tingginya tingkat pengangguran dan rendahnya pertumbuhan ekonomi.
Grafik: Negara Dengan Suku Bunga Negatif
Sumber: tradigeconomics.com, Bareksa.com
Apa yang menyebabkan Jepang menerapkan suku bunga negatif?
Secara umum, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan inflasi, bank sentral di dunia biasanya melakukan pelonggaran moneter dengan memotong suku bunganya. Namun suku bunga acuan di Jepang telah berada di level 0 persen.
Sejak Jepang menerapkan kenaikan pajak konsumen, inflasi Jepang terus turun dan pada Desember 2015 lalu menyentuh angka 0,2 persen year-on-year, padahal target inflasi Jepang pada 2015 sebesar 2 persen.
Grafik: Inflasi Tahunan Jepang Year-on-Year
Sumber: tradingeconomics.com
Selain masalah deflasi, Jepang juga berkutat dengan pertumbuhan ekonomi. Perekonomian Jepang pernah mencatatkan pertumbuhan negatif pada kuartal I-2015, sedangkan pada kuartal III-2015 pertumbuhan ekonomi Jepang naik tipis 1,6 persen year-on-year. Pemerintah Jepang menyiratkan pertumbuhan ekonomi pada Desember 2015 akan melemah sehingga memicu bank sentral Jepang mengambil langkah ini.
Grafik: Pertumbuhan Ekonomi Jepang Year-on-Year
Sumber: tradingeconomics.com
Apa efek suku bunga negatif?
Dampak jangka pendek keputusan BOJ ini memberi sentimen positif bagi pasar saham Jepang. Bursa saham Jepang langsung melonjak dan nilai tukar Yen terhadap Dolar AS langsung turun.
Namun, menurut Macquarie dalam laporan risetnya, kebijakan bank sentral dengan suku bunga negatif dan quantitative easing belum terbukti dapat mengatasi masalah perekonomian seperti inflasi dan pertumbuhan ekonomi meskipun pelonggaran moneter tersebut akan membuat mata uang menjadi lebih murah yang dapat membantu pertumbuhan ekonomi.
Jana Randow dari Bloomberg menulis secara teori suku bunga negatif dapat mengurangi bunga pinjaman dan meningkatkan permintaan akan kredit/pinjaman. Namun pada praktiknya, ada risiko bahwa kebijakan ini malah akan berbahaya. Nasabah akan lebih memilih menyimpan uangnya di rumah daripada di bank yang dapat mengakibatkan bank kekurangan likuiditas. Janet Yellen pada 2013 juga pernah menyebutkan bahwa kebijakan suku bunga nol akan berdampak bagi pasar uang karena menganggu pendanaan lembaga keuangan/bank. Selain itu, juga ada risiko perang mata uang (currency wars), di mana negara berlomba-lomba melemahkan mata uangnya demi mengejar pertumbuhan seperti yang dikemukakan oleh ekonom Deutsche Bank.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.