Bareksa.com - Investasi saham pada 2015 memberi return negatif. Pasalnya, hingga akhir tahun return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) minus 12 persen.
Chief Executive Officer Lima Dua Grup Jimmy Dimas Wahyu mengatakan investor pemula yang akan berinvestasi saham sebaiknya mencermati pasar modal pada 2016 ini. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih saham untuk investasi. "Kriterianya anda harus tahu perusahaan itu dan harus yang terbaik," katanya dalam acara Pesta Reksa Dana Bursa Efek Indonesia, Kamis 28 Januari 2016
Jimmy menyarankan delapan saham untuk dikoleksi sejak awal tahun. Ia menjamin nilai investasi para investor akan bertambah seiring dengan pertumbuhan naiknya kedelapan saham ini. Namun ia mensyaratkan satu hal: investasi saham ini tidak boleh ditarik dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.
"Saya sudah melakukan riset bahwa delapan saham ini akan naik pada tahun ini. Anda boleh ambil kapan saja tapi tidak boleh diganggu selama satu tahun," ujarnya.
Saham pertama adalah PT Astra Internasional Tbk (ASII). Astra, menurut dia, merupakan salah satu perusahaan terbaik di Indonesia. Pada 2016, sahamnya juga masih akan naik dalam satu tahun dengan semakin membaiknya kondisi perekonomian.
Saham kedua, ketiga dan keempat ditempati oleh raksasa perbankan di Indonesia, yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank BRI Tbk (BBRI). Jimmy menjelaskan BRI merupakan bank dengan kredit UMKM terbesar di Indonesia. Pada 2016, saham BBRI akan tumbuh karena pemerintah ikut menggenjot Kredit Usaha Rakyat (KUR). Adapun Bank Mandiri merupakan bank di Indonesia yang mempunyai aset terbesar dan BBCA merupakan bank swasta terbesar di Indonesia.
Saham kelima, PT Jasa Marga Tbk. Saham perusahaan jalan tol ini, menurut dia, masih akan mengalir lancar seiring dengan semakin padatnya jalan tol di Indonesia.
"Mobil di jalan semakin banyak dan tarif tol terus naik setiap dua tahun sekali. Hal ini akan membuat saham Jasa Marga semakin menarik," katanya.
Saham keenam, menurut Jimmy, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Alasannya, produk Indomie dan makanan ringan lainnya saat ini sudah menjadi kebutuhan primer bagi sebagian masyarakat di Indonesia.
Produknya sudah membanjiri pasaran dan prospek ke depannya cerah. Saham ketujuh ada dua pilihan antara PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) atau PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).
Alasannya memilih kedua saham ini karena kedua perusahaan ini memproduksi barang yang tidak terpengaruh oleh krisis sekalipun.
"Saat kriris ekonomi 1998 apakah orang berhenti sikat gigi dan berobat jika sakit ke dokter?" katanya.
Alasan untuk memilih di antara kedua produk tersebut, kata dia, hanya karena harga sahamnya. Saham Unilever saat ini berada di kisaran Rp36 ribu, sedangkan harga saham Kalbe masih berapa di kisaran Rp1.400 per lembarnya.
Saham kedelapan yang patut dikoleksi dalam setahun adalah PT Perusahaan Gas Negara (PGAS). Saham PGAS diprediksikannya akan naik karena emiten ini merupakan satu-satunya pemain di sektor gas.