Defisit Transaksi Berjalan Melebar, Kabar Baik untuk Indonesia?
Pelebarn defisit dipicu oleh impor barang modal merupakan indikasi pemulihan ekonomi Indonesia
Pelebarn defisit dipicu oleh impor barang modal merupakan indikasi pemulihan ekonomi Indonesia
Bareksa.com – Bank Indonesia mengumumkan bahwa defisit transaksi berjalan (current account deficit) pada kuartal IV-2015 mencapai sebesar US$5,11 miliar atau 2,39 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit ini terhitung membesar bila dibandingkan dengan kuartal III-2015 sebesar US$4,2 miliar atau 1,94 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Direktur Departemen Komunikasi BI Arbonas Hutabarat menuturkan bahwa melebarnya defisit transaksi berjalan pada kuartal IV-2015 dipicu oleh turunnya surplus nonmigas.
"Peningkatan impor terbesar terjadi pada kelompok barang modal, diikuti oleh kelompok barang konsumsi dan bahan baku.” ujar Arbonas.
Promo Terbaru di Bareksa
Hal ini menjadi kabar baik karena meningkatnya impor barang modal merupakan indikator berjalannya proyek-proyek pemerintah. Selain itu impor barang konsumsi juga mengindikasikan pemulihan permintaan dan daya beli masyarakat.
Sedangkan sepanjang 2015, defisit transaksi berjalan mencatatkan nilai US$ 17,8 miliar atau menyempit menjadi 2,06 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu 3,09 persen dari PDB.
Grafik Defisit Transaksi Berjalan terhadap Produk Domestik Bruto Per Kuartal (dalam %)
Sumber: Bank Indonesia, Bareksa.com
Mandiri Sekuritas dalam laporan risetnya menyebutkan bahwa melebarnya defisit transaksi berjalan menunjukkan perbaikan ekonomi Indonesia. Hal ini seiring dengan membaiknya data pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2015 sebesar 5,04 persen yang berada di atas ekspektasi ekonom.
Implikasinya, Bank Indonesia berpotensi melakukan pelonggaran moneter dengan membaiknya transaksi berjalan. Mandiri Sekuritas memperkirakan suku bunga akan dipangkas 25 basis poin pada Maret atau April. Pelonggaran moneter juga dapat berupa penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) -- dana minimum yang harus disimpan perbankan di bank sentral -- dengan tujuan memompa likuiditas ke pasar.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.393,48 | 0,64% | 4,17% | 0,40% | 8,02% | 19,95% | 37,78% |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.090,01 | 0,54% | 4,02% | 0,30% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.862,51 | 0,55% | 3,87% | 0,30% | 7,35% | 18,04% | 39,40% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.100,43 | 0,45% | 3,97% | 0,32% | 7,27% | 6,20% | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.298,06 | 0,56% | 4,08% | 0,29% | 7,46% | 19,66% | 35,63% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
ORI027
Obligasi Negara Ritel
Periode Pembelian
Tipe Kupon
Fixed
ST014
SyariahSukuk Tabungan
Periode Pembelian
Tipe Kupon
Mengambang
SR022
SyariahSukuk Ritel
Periode Pembelian
Tipe Kupon
Fixed
SBR014
Saving Bond Ritel
Periode Pembelian
Tipe Kupon
Mengambang
SR023
SyariahSukuk Ritel
Periode Pembelian
Tipe Kupon
Fixed
ORI028
Obligasi Negara Ritel
Periode Pembelian
Tipe Kupon
Fixed
ST015
SyariahSukuk Tabungan
Periode Pembelian
Tipe Kupon
Mengambang