Ini Rentetan Gagal Bayar yang Dialami TRAM Sejak 2014
TRAM pernah dinyatakan gagal bayar (default) oleh IFC dan Bank of Tokyo-Mitsubishi
TRAM pernah dinyatakan gagal bayar (default) oleh IFC dan Bank of Tokyo-Mitsubishi
Bareksa.com – Badai seakan belum reda menerjang saham perkapalan migas PT Trada Maritime Tbk (TRAM). Di tengah 'tenggelamnya' harga saham ke level Rp50, salah satu anak usaha TRAM yaitu Trada Samudera Bangsa Pte Ltd , pada 24 November 2015 menerima surat pemberitahuan telah gagal bayar (default) utang dari kreditornya, Bank Mandiri cabang Singapura. (baca juga : Utang TRAM Default, Apa Dampaknya Terhadap Bank Mandiri sebagai Kreditor?
Dalam keterbukaan informasi Bursa kemarin, TRAM menjelaskan bahwa default itu pada dasarnya mengharuskan Trada Samudera untuk membayar utang pokok sejumlah US$13,48 juta plus tunggakan bunga dan biaya lain. Padahal utang jangka panjang yang dimiliki TRAM per September 2015 turun tipis 1 persen menjadi $44,9 juta dari sebelumnya $45,2 juta.
Perlu diketahui juga utang milik Trada Samudra ini telah ditandatangani sejak17 Januari 2011 dengan nilai $23,25 juta untuk membiayai pembelian kapal MT Samudra Bangsa, dengan jaminan berupa kapal yang dibeli.
Promo Terbaru di Bareksa
Default ini sebenarnya bukan yang pertama bagi TRAM. Sebelumnya TRAM pernah dinyatakan gagal bayar oleh International Finance Corporation (IFC) dan Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ (BTMU) pada awal Juni 2014 karena tidak membayar utang-utangnya sejak 2011.
Kedua kreditor tersebut meminta TRAM membayar seluruh pinjaman beserta bunganya setelah kapal FSO Lentera Bangsa terbakar pada 2011. Padahal, kapal FSO Lentera Bangsa ini merupakan salah satu jaminan yang diberikan TRAM untuk seluruh pinjaman senilai $50 juta.
TRAM akhirnya memasukkan utang ini menjadi utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu setahun. Hal ini menyebabkan utang jangka pendek TRAM pada 2012 meningkat 4,76 kali lipat menjadi $156,47 juta.
Lantaran membengkaknya utang jangka pendek TRAM, rasio lancar (current ratio) TRAM pun turun menjadi di bawah 1x, yang artinya aset lancarnya perseroan tidak cukup untuk menutupi utang-utangnya. Kondisi ini menyebabkan kreditor lain seperti Bank Mandiri dan Bank Capital Indonesia ikut meminta TRAM untuk melunasi utang, seperti terlihat dari laporan keuangan perseroan periode September 2014.
Satu tahun berselang, kini pada kuartal III- 2015, utang jangka pendek TRAM turun menjadi $113,88 juta seiring penurunan utang jangka panjang yang jatuh tempo. Hal ini karena TRAM telah mengurangi utang jangka panjang yang diberikan oleh Bank Mandiri dan Bank ICBC sehingga utang jangka panjang $44,9 juta yang jatuh tempo. Sementara itu, nilai ekuitas perseroan per akhir September 2015 tersisa hanya sebesar $43 juta.
Namun, tingginya utang terhadap aset lancar ini, membuat manajemen perusahaan berencana menjual aset tetapnya sehingga nilai aset lancar perusahaan nantinya dapat bertambah. Berdasarkan laporan keuangan per September 2015, TRAM masih mengalokasikan sejumlah kapal senilai $3,5 juta untuk dijual. Tapi nilai tersebut tidak cukup untuk membayar seluruh utang jangka pendeknya.
Alokasi penjualan kapan tersebut telah ada sejak 2014, tapi hingga kini belum terjadi penjualan kapal tersebut.
Untuk mengatasi hal ini, manajemen TRAM juga telah mengajukan klaim asuransi kepada mitra perusahaan asuransi, yaitu PT Asuransi Dayin Mitra Tbk agar seluruh pengeluaran untuk mengganti kerugian atas terbakarnya kapal FSO Lentera Bangsa. Jika seluruh klaimnya yang diperkirakan $75 juta cair, maka rasio lancar TRAM nilainya akan meningkat menjadi 1,13x sehingga utang-utang jangka pendek TRAM dapat dibayarkan.
Terkait progres klaim asuransi, perseroan telah melakukan pertemuan antara para ahli teknis dan Reasuransi pada akhir tahun lalu dan menghasilkan berbagai klarifikasi atas spesifikasi perbaikan kapan FSO Lentera Bangsa. Namun, hingga kini klaim tersebut belum cair karena TRAM dan perusahaan asuransi masih menghitung besaran scope of return.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.