MARKET FLASH: DPR Loloskan PNM BUMN Rp32,34T; TAXI Batal Tambah Armada

Bareksa • 13 Oct 2015

an image
Salah satu armada milik Express Transindo Utama (Company)

ERAA bukan 20 gerai di Malaysia 2016; GWSA dapat pinjaman Rp400 miliar

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

Penyertaan Modal BUMN

Badan Anggaran (Banggar) DPR meloloskan suntikan modal pemerintah pada 2016 senilai Rp32,34 triliun kepada 23 perusahaan pelat merah di bawah Kementerian BUMN. Namun, Banggar meminta pencairan dipercepat. Dalam rapat kerja dengan pemerintah dan BUMN, Senin (12/10), Banggar sekaligus menyetujui pengalihan penyertaan modal negara (PMN) dari PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Reasuransi Indonesia Utama kepada tiga BUMN lain, yakni PT Pertani (Persero), Perum Perumnas, dan PT PP (Persero) Tbk, yang telah diputuskan di Komisi VI DPR. 

Pencairan PMN yang lamban menjadi sorotan setelah parlemen melihat hanya sebagian kecil PMN yang sudah dicairkan pemerintah untuk anggaran tahun ini, karena penerbitan PP harus dibahas tiga kementerian. Dalam APBNP 2015, sebanyak 39 perusahaan pelat merah di bawah Kementerian BUMN memperoleh suntikan modal senilai Rp41,1 triliun. Sejauh ini, hanya PMN tiga BUMN yang sudah dicairkan, yakni PT Waskita Karya Persero Tbk (WSKT) senilai Rp1 triliun, PT Adhi Karya Persero Tbk (ADHI) Rp1,4 triliun, dan PT Hutama Karya Persero Rp3,6 triliun.

PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) 

TAXI membatalkan rencana penambahan armada baru tahun ini seiring dengan kondisi ekonomi yang tidak mendukung sehingga daya beli masyarakat melambat. Corporate Secretary TAXI Merry Anggraini mengatakan perseroan hanya melakukan peremajaan 500 armada. Awalnya, perseroan berniat menambah 500 taksi pada kuartal kedua hingga keempat tahun ini. 

Penundaan ini juga membuat penyerapan belanja modal (capex) minim. Dari total anggaran hingga Rp500 miliar, perseroan memperkirakan realisasi hanya Rp150 miliar. Dari jumlah itu, Rp100 miliar untuk peremajaan dan sisanya untuk meningkatkan kualitas teknologi informasi perseroan. 

PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) 

ERAA berencana membuka 20 gerai Erafone di Malaysia tahun depan, sebagai bagian dari ekspansi emiten ritel handset itu di negeri jiran. Wakil Presiden Direktur ERAA Hasan Aula mengatakan perseroam akan melanjutkan ekspansi di Malaysia meski situasi ekonomi global kurang mendukung.  Namun, Hasan belum bersedia mengungkapkan nilai investasi untuk penambahan gerai itu maupun anggaran belanja modal 2016.

ERAA mulai masuk ke Malaysia sejak mengakuisisi 60 persen saham CG Computers Sdn. Bhd. tahun lalu. Perseroan sudah membuka tiga gerai berkonsep high end bernama Urban Republic hingga Agustus 2015 dan berniat membuka satu gerai Erafone dalam waktu dekat.

PT Greenwood Sejahtera Tbk (GWSA)

GWSA mendapatkan fasilitas pinjaman dari PT Bank ICBC Indonesia sebesar Rp400 miliar. Corporate Secretary GWSA Linda Halim menjabarkan pinjaman itu diperoleh oleh anak usaha, yakni PT Trisakti Makmur Persada pada akhir pekan lalu. Pinjaman itu bertenor 60 bulan atau lima tahun dan dikenakan bunga 13 persen per tahun floating.

Jumlah pinjaman ini sekitar 20,29 persen dari ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan buku 2014. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, perseroan akan memanfaatkan dana tersebut untuk membantu mendanai dua proyek. Pada pembangunan The City Center Batavia II, GWSA membutuhkan sekitar Rp400 miliar, dan untuk Capital Square juga sekitar Rp400 miliar.

PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) 

Di tengah tantangan pelemahan daya beli masyarakat dan fluktuasi nilai tukar rupiah, ACES tetap berupaya tumbuh. Sampai akhir September lalu, penjualan ACES tumbuh 3 persen. Pada kuartal III tahun lalu, penjualan perseroan tercatat Rp 3,31 triliun. Ini berarti ACES membukukan pendapatan sekitar Rp 3,4 triliun pada kuartal ketiga tahun ini. 

Penjualan ACES itu memenuhi 64,15 persen target target emiten ritel ini. Sepanjang 2015, ACES membidik raihan penjualan sebesar Rp 5,3 triliun. Helen mengungkapkan bahwa ACES belum melakukan revisi target.

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)

MEDC menargetkan tambahan produksi gas hingga 1.800 barel setara minyak per hari atau barrel oil equivalent per day (Boepd). Tambahan produksi berupa gas itu diperoleh setelah Medco mengakuisisi aset Lundin Indonesia Holding B.V sebesar 25 persen di Blok Lematang.

Direktur Utama & CEO Medco Lukman Mahfoedz menjelaskan tambahan produksi gas itu baru akan terjadi pada tahun depan. Gas yang dihasilkan akan dipasok ke PT PLN  (Persero). Lapangan tersebut akan memberikan kontribusi terhadap total produksi gas perusahaan sebanyak 42 MMscfd pada tahun ini.