Rupiah Menguat Paling Besar di Asia, Ini Beberapa Faktor Penyebabnya
Rupiah dibuka menguat hingga 2,18 persen menjadi Rp13.930
Rupiah dibuka menguat hingga 2,18 persen menjadi Rp13.930
Bareksa.com - Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pukul 10.00 hari ini, Rabu 7 Oktober 2015 dibuka menguat 2,18 persen menjadi Rp13.930 dari sebelumnya Rp14.146. Penguatan Rupiah dipengaruhi oleh data tenaga kerja di AS yang menunjukkan masih rendahnya angka penambahan tenaga kerja di Negeri Paman Sam tersebut.
Rupiah menguat paling tertinggi dibanding mata uang di kawasan regional Asia. Namun, ada beberapa mata uang negara Asia lain yang juga menguat terhadap dolar AS.
Penguatan Mata Uang Beberapa Negara di Kawasan Asia Terhadap Dolar AS
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber: Bloomberg
Presiden Direktur Syailendra Capital Jos Parengkuan kepada Bareksa menjelaskan pasar mengintrepretasikan data tenaga kerja AS sebagai sinyalemen kemungkinan penundaan kenaikan The Fed rate. Seperti diketahui, The Federal Reserve masih menunda penaikan suku bunga acuan hingga data ekonomi negara adidaya itu benar-benar sudah pulih.
Selain data pekerja AS, menguatnya mata uang Garuda pada pagi hari ini juga karena paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintahan Joko Widodo dinilai dapat menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Informasi yang berkembang bahwa pemerintah akan merilis paket kebijakan ekonomi tahap III, yang berfokus pada peningkatan penyerapan tenaga kerja. Pemerintah juga dikabarkan akan menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk mendorong konsumsi masyarakat.
Jos menambahkan bahwa penguatan Rupiah juga tidak terlepas dari mulai meningkatnya aksi beli investor asing dalam beberapa hari terakhir ini meski masih dalam jumlah kecil. “Seperti yang saya selalu katakan, pergerakan pasar kita akan sangat sensitif terhadap pergerakan Rupiah,” kata Jos.
Pasar saham pun naik tajam sejak kemarin dan pagi ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka naik sebesar 0,9 persen menjadi 4.484,785.
Di sisi lain dalam dua bulan terakhir sudah mulai melihat ada tanda-tanda perbaikan ekonomi, seperti kenaikan penjualan semen, mobil, motor, handphone, hotel occupancy rate, meningkatnya pertumbuhan kredit dan lain-lain.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.