BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Rupiah Menguat Paling Besar di Asia, Ini Beberapa Faktor Penyebabnya

07 Oktober 2015
Tags:
Rupiah Menguat Paling Besar di Asia, Ini Beberapa Faktor Penyebabnya
Petugas menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang BNI Melawai, Jakarta, Selasa (15/9). Nilai tukar rupiah terpuruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjelang Federal Open Market Committee (FOMC), Selasa (15/9) menyentuh level Rp 14.408 per dolar AS atau melemah 0,52 persen dibandingkan hari sebelumnya Rp 14.333 per dolar AS. ANTARA FOTO/Yudhi M.

Rupiah dibuka menguat hingga 2,18 persen menjadi Rp13.930

Bareksa.com - Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pukul 10.00 hari ini, Rabu 7 Oktober 2015 dibuka menguat 2,18 persen menjadi Rp13.930 dari sebelumnya Rp14.146. Penguatan Rupiah dipengaruhi oleh data tenaga kerja di AS yang menunjukkan masih rendahnya angka penambahan tenaga kerja di Negeri Paman Sam tersebut.

Rupiah menguat paling tertinggi dibanding mata uang di kawasan regional Asia. Namun, ada beberapa mata uang negara Asia lain yang juga menguat terhadap dolar AS.

Penguatan Mata Uang Beberapa Negara di Kawasan Asia Terhadap Dolar AS

Promo Terbaru di Bareksa

Illustration

Sumber: Bloomberg

Presiden Direktur Syailendra Capital Jos Parengkuan kepada Bareksa menjelaskan pasar mengintrepretasikan data tenaga kerja AS sebagai sinyalemen kemungkinan penundaan kenaikan The Fed rate. Seperti diketahui, The Federal Reserve masih menunda penaikan suku bunga acuan hingga data ekonomi negara adidaya itu benar-benar sudah pulih.

Selain data pekerja AS, menguatnya mata uang Garuda pada pagi hari ini juga karena paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintahan Joko Widodo dinilai dapat menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Informasi yang berkembang bahwa pemerintah akan merilis paket kebijakan ekonomi tahap III, yang berfokus pada peningkatan penyerapan tenaga kerja. Pemerintah juga dikabarkan akan menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk mendorong konsumsi masyarakat.

Jos menambahkan bahwa penguatan Rupiah juga tidak terlepas dari mulai meningkatnya aksi beli investor asing dalam beberapa hari terakhir ini meski masih dalam jumlah kecil. “Seperti yang saya selalu katakan, pergerakan pasar kita akan sangat sensitif terhadap pergerakan Rupiah,” kata Jos.

Pasar saham pun naik tajam sejak kemarin dan pagi ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka naik sebesar 0,9 persen menjadi 4.484,785.

Di sisi lain dalam dua bulan terakhir sudah mulai melihat ada tanda-tanda perbaikan ekonomi, seperti kenaikan penjualan semen, mobil, motor, handphone, hotel occupancy rate, meningkatnya pertumbuhan kredit dan lain-lain.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua