BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

MARKET FLASH: SMRA Lepas Mall Kelapa Gading ke Anak Usaha

Bareksa04 September 2015
Tags:
MARKET FLASH: SMRA Lepas Mall Kelapa Gading ke Anak Usaha
Proyek Summarecon Bekasi. (Sumber: Perseroan)

ISAT masih due diligence akuisisi LINK; PGAS dan PLN belum tetapkan harga

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA)

SMRA akan melepas sejumlah aset kepada anak usahanya, PT Summarecon Investment Property, dengan nilai transaksi mencapai Rp6,19 triliun, sebagai bagian dari upaya reorganisasi aset guna memuluskan rencana IPO anak usaha tersebut. Penjualan aset akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dilaksanakan pada November 2015 dan terdiri atas Mal Kelapa Gading 3 termasuk Hotel Pop Kelapa Gading, Mal Kelapa Gading 5 termasuk Hotel Harris Kelapa Gading, La Piazza, serta Gading Food City senilai Rp3,91 triliun.

Promo Terbaru di Bareksa

Sementara itu, tahap kedua dijadwalkan digelar pada Oktober 2019 dengan aset berupa Mal Kepala Gading 1 dan Mal Kelapa Gading 2, sebesar Rp2,27 triliun. Adapun Summarecon Mall Serpong dan Summarecon Mall Bekasi sudah lebih dulu berada di bawah pengelolaan SIP. Direktur Utama SMRA Adrianto P. Adhi mengatakan transaksi ini bagian dari upaya restrukturisasi aset perseroan agar perusahaan lebih fokus mengembangkan aset dan investasi lainnya. Perseroan beralasan transaksi dilakukan dengan pihak terafiliasi agar kepemilikan dan pengelolaan Mal Kelapa Gading tetap berada dalam grup yang sama.

PT Indosat Tbk (ISAT)

ISAT masih di tahap uji tuntas untuk membeli sebagian saham dalam PT Link Net Tbk (LINK), unit usaha penyedia internet milik Grup Lippo. Direktur Utama Indosat Alexander Rusli mengatakan proses penawaran masih berjalan, sehingga nilainya belum diketahui. Emiten jasa telekomunikasi itu pada Juni lalu menyatakan rencananya untuk membeli sebagian saham dalam penyedia layanan melalui jaringan komunikasi broadband LINK. Dalam proses uji tuntas (due diligence) itu perseroan ingin melihat aset, operasional, neraca keuangan, dan prospek Link Net.

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS)

PGAS menargetkan sudah kembali mengalirkan gas melalui fasilitas penyimpanan gas lepas pantai atau Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Lampung dilakukan akhir tahun ini. Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso mengatakan negosiasi harga gas antara perseroan dan PT PLN (Persero) masih belum menemukan titik temu.

Kedua BUMN tersebut kini tengah difasilitasi oleh Kementerian Keuangan agar kepentingan keduanya bisa diakomodasi. Dia enggan menjelaskan perkembangan negosiasi antara kedua perusahaan pelat merah itu. Menurut dia, FSRU Lampung yang sudah tidak mengalirkan gas sejak delapan bulan lalu merupakan hal wajar karena masih dalam fase investasi. Secara umum, proyek infrastruktur gas baru akan mencapai komersialisasi maksimal pada kurun waktu tujuh tahun setelah pengoperasian.

PT Modernland Realty Tbk (MDLN)

Pada semester pertama tahun ini, penyerapan belanja modal (capex) MDLN masih rendah. Hingga akhir Juni 2015, pengembang properti ini hanya menyerap capex senilai Rp 396 miliar atau 22 persen dari target tahun ini sebesar Rp 1,8 triliun. Belanja modal tersebut mengalir untuk mengakuisisi lahan di wilayah Bekasi Jawa Barat dan Cikande Banten. Cuncun Wijaya, Sekretaris Perusahaan MDLN, mengatakan, pihaknya akan terus berupaya mendorong penyerapan capex. Kendati tahun ini tidak bisa terserap sepenuhnya, realisasi capex akan dimundurkan ke tahun depan.

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

Akhir tahun nanti UNVR akan mendapatkan tambahan sumber pasokan bahan baku. Sister company perusahaan itu, yakni PT Unilever Oleochemical Indonesia, siap mengoperasikan pabrik pengolahan minyak kelapa sawit di kawasan ekonomi khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara. Patut dicatat, UNVR yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dan Unilever Oleochemical menginduk pada Unilever N.V. Nah, pabrik pengolahan minyak kelapa sawit tersebut akan menjadi pabrik kesepuluh yang dioperasikan Unilever N. V, di Indonesia. Nilai investasi pabrik Unilever Oleochemical sekitar Rp 2 triliun.

Pabrik tersebut berdiri di atas lahan seluas 18 hektare (ha) dan mulai dibangun sejak tahun 2013 lalu. Pabrik anyar itu akan menghasilkan bahan-bahan kimia. Sebut saja fatty acid, surfactant, soap noodles, soap chip dan glycerine. Bahan-bahan kimia itu untuk mendukung kebutuhan bahan baku pembuatan produk rumah tangga dan perawatan badan.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua