Pertumbuhan Pengguna Internet Rangsang Investor Asing ke Sektor Telekomunikasi
Penetrasi pengguna internet capai 35% di 2014
Penetrasi pengguna internet capai 35% di 2014
Bareksa.com - Preferensi investasi indonesia pada kuartal II 2015 mengalami cukup banyak perubahan. Dominasi investasi di sektor pertambangan kini dikalahkan oleh gemilangnya prospek sektor telekomunikasi.
Pada kuartal II 2015 sektor pertambangan seolah tidak lagi menarik bagi investor asing maupun domestik. Khusus untuk investor asing, data BKPM menunjukan perubahan yang cukup signifikan. Industri transportasi, gudang dan telekomunikasi merangsek ke peringkat teratas dengan investasi senilai $2,1 miliar. Padahal kuartal sebelumnya, sektor industri ini hanya berada di urutan 10 dengan investasi $282 juta.
Grafik: Penanaman Modal Asing Berdasarkan Bidang Usaha
Promo Terbaru di Bareksa
sumber: BKPM, diolah Bareksa
Grafik: Pertumbuhan Penanaman Modal Asing Berdasarkan Sektor (YoY)
sumber: BKPM, diolah Bareksa
Perubahan minat investor asing ke bidang tersebut lantaran potensi industri telekomunikasi masih cukup besar. Survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2014 yang sudah dipublikasikan, menunjukan pertumbuhan pengguna internet Indonesia naik cukup signifikan sekitar 23 persen (menjadi 88,1 juta jiwa pada 2014 dari sebelumnya 71,2 juta jiwa pada 2013).
Pertumbuhan jumlah pengguna diiringi dengan peningkatan penetrasi --pengguna per jumlah penduduk-- dari 28,6 persen pada 2013 menjadi 34,9 persen pada 2014. Artinya, antusiasme masyarakat Indonesia menggunakan internet semakin tinggi.
Grafik: Pertumbuhan Pengguna Internet Indonesia
sumber: APJII
Kondisi itu mengundang investasi sejumlah perusahaan telekomunikasi untuk mengembangkan layanan internet yang lebih cepat, di antaranya dengan mengembangkan 4G LTE yang didukung jaringan kabel serat optik (fiber optik). Dengan jaringan seperti ini koneksi yang diterima pelanggan diklaim lebih stabil.
Sebut saja PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang tahun ini menganggarkan Rp25 - 30 triliun untuk belanja modal (capex). Sekitar 60 persen dialokasikan untuk Telkomsel (anak usahanya), sementara 30 persen untuk Indonesia Digital Network yang membangun sistem kabel jaringan pita lebar. (Baca Juga: Investasi Langsung Tumbuh Positif, Sektor Telekomunikasi Jadi Pilihan)
Telkom menargetkan untuk mengganti seluruh sistem kabel yang sebelumnya menggunakan material tembaga menjadi kabel serat optik pada 2020 mendatang.
“Pada 2020 akan pakai fiber (serat optik) semua. Semua jaringan ke rumah akan pakai fiber,” Ujar Dian Rachmawan Direktur Consumer Service Telkom di sela acara FFTH Conference and Exhibition 2015 Asia Pasific kepada awak media.
Bahkan perusahaan retail pemilik Indomaret mulai melirik bisnis telekomunikasi. Indoritel Makmur International Tbk (DNET) --induk usaha Indomaret-- tahun ini berencana membangun jaringan kabel fiber optik. Perseroan membidik dana Rp1,3 triliun dari penerbitan saham baru tanpa HMETD untuk mendanai proyek tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.