MARKET FLASH: CPIN Masuk Bisnis Minuman; Garuda Incar Pinjaman Bank Exim AS
BRPT dan ADRO incar tender pembangkit listrik Jawa 5
BRPT dan ADRO incar tender pembangkit listrik Jawa 5
Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)
CPIN menggelontorkan investasi Rp400 miliar untuk diversifikasi usaha ke sektor minuman. Emiten sektor pakan ternak itu tengah membangun pabrik di Cikande berkapasitas 40.000 botol per jam yang ditargetkan mulai beroperasi pada tahun depan. Ferdiansyah Gunawan, Direktur Charoen Pokphand Indonesia, mengatakan perseroan telah mulai meluncurkan produk minuman white tea itu sejak dua pekan lalu. Sambil menunggu rampungnya pembangunan pabrik, CPIN membeli produk jadi dari sebuah perusahaan manufaktur Jepang.
Promo Terbaru di Bareksa
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)
Garuda mengincar dana pinjaman dari Bank Expor-Impor Amerika Serikat untuk mendanai sisa pemesanan 90 unit pesawat dari Airbus dan Boeing senilai total $20 miliar, setara dengan Rp266 triliun. Dirut GIAA Muhammad Arif Wibowo mengatakan perseroan tengah memesan 90 unit armada baru dari dua raksasa produsen pesawat dunia dengan rincian 60 unit pesawat Boeing dan 30 pesawat Airbus. Komposisi pendanaan 80 persen dari operating financing dan 20 persen dari leasing financing.
GIAA telah meneken komitmen pendanaan dari Bank of China Aviation $4,5 miliar dalam acara Paris Air Show. Sementara itu, BOC Aviation telah mengucurkan US$ 413 juta untuk refinancing pembayaran sebelum pengantaran pesawat Citilink.
PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU)
Asia Coal Energy Ventures Limited (ACE) menargetkan akuisisi saham Asia Resource Minerals Plc (ARMS), pemegang saham mayoritas BRAU, dapat rampung bulan depan. Fuganto Widjaja, perwakilan ACE yang terafiliasi dengan Grup Sinarmas, menyatakan saat ini ACE tinggal menunggu persetujuan pemegang saham ARMS dalam rapat yang akan digelar pada 29 Juni. Jika disetujui oleh seluruh pemegang saham, ACE akan menggelontorkan dana sekitar $208 juta. Jumlah itu berdasarkan harga ARMS per saham sebesar 56 pence.
Dia menyebut Raiffeisen Bank dan Nathaniel Rotschild sudah menerima proposal penawaran ACE. Jika digabungkan, total saham mereka berjumlah 41,02 persen. Jumlah ini belum termasuk kepemilikan Argyle Street Management Limited.
PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO)
BRPT dan ADRO mengincar tender proyek pembangkit listrik Jawa 5 berkapasitas 2 x 1.000 mega watt. Presiden Direktur Barito Pacific Agus Salim Pangestu mengatakan telah membentuk konsorsium dengan tiga perusahaan, yaitu Mitsubishi, Kepco, dan Siemens, untuk mengikuti tender tersebut. Perseroan akan mengandalkan anak usaha PT Barito Wahana Lestari.
Selain konsorsium Barito, tender pembangkit ini juga diikuti oleh sejumlah emiten lain seperti PT Wijaya Karya Tbk dan PT Indika Energy Tbk. Secara terpisah, Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir juga menyatakan ketertarikannya untuk ikut serta di proyek Jawa 5. Namun, Adaro belum membentuk konsorsium untuk proyek tersebut.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)
Telkom segera bekerja sama dengan Singapore Telecommunication Limited (Singtel) membentuk perusahaan patungan di bidang penyediaan aplikasi bagi perusahaan komersial. Direktur Innovation & Strategic Portofolio Telkom Indra Utoyo mengatakan Telkom bakal menjadi pemegang saham mayoritas dalam pembentukan perusahaan patungan tersebut dengan kepemilikan sekitar 60 persen.
Perseroan masih dalam pembicaraan tentang inisiatif dan struktur, dan masih butuh waktu sebelum nota kesepahaman dan proses menuju perusahaan patungan. Proses pembentukan perusahaan patungan itu akan dilakukan oleh anak usahanya yaitu PT Sigma Cipta Caraka (Telkom Sigma) dan anak usaha Singtel, yaitu NCS.
Emisi Obligasi
Adanya sinyal penundaan penaikan suku bunga The Fed dinilai sebagai angin segar bagi penerbitan obligasi korporasi. Perusahaan sebaiknya merealisasikan rencana penerbitannya sebelum suku bunga naik. Wahyu Trenggono,Direktur PT Penilai Harga Efek Indonesia (Indonesia Bond Pricing Agency/ IBPA) mengatakan, masih tingginya yield seri acuan surat utang negara dinilai akan menahan penerbitan obligasi korporasi pada semester II. Data IBPA menunjukkan, yield seri acuan pada pekan lalu ditutup di level 8,63 persen. Namun, hasil rapat The Fed pekan lalu cukup memberi angin segara baru.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.