Inflasi Juni Lebih Rendah Dari Ekspektasi Ekonom, Akibat Konsumsi Masih Melemah?
Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan sumber dalam Istana bahwa konsumsi masyarakat selama Ramadhan masih melemah
Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan sumber dalam Istana bahwa konsumsi masyarakat selama Ramadhan masih melemah
Bareksa.com – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi Juni sebesar 0,54 persen secara bulanan (mom) atau 7,26 persen secara tahunan (yoy). Nilai ini lebih rendah dibanding ekspektasi sejumlah ekonom.
Tim Ekonom Mandiri Sekuritas sebelumnya memperkirakan inflasi dapat mencapai 7,36 persen didorong oleh kenaikan harga pada bulan Ramadhan, terutama naiknya harga bahan makanan.
“Kontribusi kenaikan harga bahan makanan diharapkan akan menyumbang 55 persen dari keseluruhan inflasi,” ungkap Head Economist Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra dalam rilisnya.
Promo Terbaru di Bareksa
Kenaikan harga ini diperkirakan terjadi hingga akhir bulan Ramadhan.
Selain didorong kenaikan harga bahan makanan, Ekonom Bank BII Maybank Juniman menambahkan bahwa inflasi Juni seharusnya dapat lebih tinggi karena adanya pengaruh El-Nino yang menyebabkan harga komoditas meningkat. Juniman pun memperkirakan inflasi dapat mencapai 7,46 persen pad Juni ini.
Indikasi Pelemahan Konsumsi Masih Terjadi
Rendahnya nilai inflasi Juni ini dapat menjadi sebuah indikator bahwa tingkat konsumsi masyarakat di pertengahan bulan Puasa tahun ini masih rendah. Karena biasanya kenaikan inflasi akibat kenaikan harga bahan makanan hampir selalu terjadi pada bulan Ramadhan hingga Idul Fitri. Kenaikan harga ini akibat permintaan masyarakat relatif lebih tinggi pada periode tersebut.
Setidaknya, tujuh dari sepuluh tahun terakhir kenaikan harga kebutuhan bahan pokok selalu menjadi pendorong utama inflasi pada bulan Ramadhan. Hanya tiga tahun saja kenaikan harga bahan pokok yang tidak menjadi pendorong utama inflasi, yaitu pada 2005, 2011 dan 2012. (Baca juga: Harga Kebutuhan Pokok Mulai Naik Jelang Bulan Ramadhan. Bagaimana Laju Inflasi?)
Namun, saat ini inflasi akibat kenaikan harga bahan makanan nilainya hanya menyumbang 1,6 persen terhadap total inflasi. Nilai ini lebih rendah dari rata-rata inflasi Ramadhan selama 10 tahun terakhir yang biasanya berkisar 1,7 - 1,8 persen.
Sebagai gambaran, inflasi karena kenaikan harga bahan makanan pada tahun lalu saja nilainya mencapai 1,94 persen.
Grafik Inflasi Periode 2005-2015*
Sumber: Barkesa.com
Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan sumber dalam Istana Bareksa yang menyatakan bahwa konsumsi masyarakat selama Ramadhan masih melemah. "Spending pemerintah tidak lancar, konsumsi selama Ramadhan juga tidak ngangkat. Ekonomi mungkin hanya tumbuh 4,7 persen atau lebih rendah pada kuartal II-2015 ini," ujar sumber Bareksa.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,92 | 0,45% | 4,28% | 7,56% | 8,65% | 19,15% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,59 | 0,42% | 4,45% | 7,00% | 7,43% | 2,51% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.080,08 | 0,60% | 4,04% | 7,13% | 7,77% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.845,41 | 0,53% | 3,95% | 6,71% | 7,40% | 16,95% | 40,32% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.272,15 | 0,82% | 3,96% | 6,62% | 7,24% | 20,21% | 35,65% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.