Bareksa.com -Kementerian Keuangan telah mengeluarkan pagu indikatif Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2016. Nlai pagu anggaran 2016 sekitar Rp2.000 triliun, dengan pendapatan negara Rp1.900 triliun.
Dana transfer ke daerah akan naik signifikan, tapi dana pendidikan akan tetap berada di kisaran 20 persen. Sekretaris Kabinet Andi Wijayanto, dikutip laman Setkab, Senin, 14 April 2015, menyatakan dalam APBN 2016 untuk pertama kalinya anggaran kesehatan mencapai Lima persen dari total anggaran.
“Sesuai dengan Undang-Undang, besaran anggaran kesehatan sebesar 5% dari anggaran negara. Itu tadi diungkapkan oleh Menteri Keuangan. Tapi ini masih pagu indikatif. Nanti ada finalisasi sampai Mei 2015,” katanya.
Anggaran APBN 2016 ini terbesar dalam sejarah bujet negara. Andi mengatakan, anggaran 2016 akan lebih besar dibanding APBN 2015 sebesar Rp1.800 triliun.
“Saya tak ingat penambahannya berapa. Sekali lagi, ini masih indikatif, masih diproses kira-kira dua bulan,” ujarnya.
Pada Senin malam, presiden bersama para menteri membahas Rencana Kerja Pemerintah. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan program yang dibuat harus sesuai dengan Nawacita—program Jokowi-JK saat masa kampanye pemilu Presiden 2014.
“Kalau penyusunan APBN-P 2015, masih transisi. Program pemerintahnya apa, dengan apa yang diinginkan Presiden. Periode 2016 ini arahan Presiden untuk memberi kesempatan Pemerintahan Jokowi-JK untuk betul-betul menunjukkan pro rakyat,” ujarnya.
Presiden, kata dia, menginginkan perubahannya mengikuti inflasi. Jika inflasi mencapai lima persen maka anggaran seluruh kementerian akan naik sama rata sebesar lima persen.
“Presiden menekankan membangun dari pinggiran, tekankan. Isu-isu strategis, itu satu-satu ditekankan oleh Presiden. Nawacitanya betul-betul kelihatan, dan ini kesempatan pemerintahan Jokowi-JK untuk membuat karakter perubahan di APBN 2016,” ujarnya.