Bakrie Telecom Akan PHK 400 Orang Karyawan Untuk Kurangi Kerugian, Cukup Kah?

Bareksa • 12 Mar 2015

an image
(kiri ke kanan) Direktur Human Resources-Imanuddin Kencana Putra, Direktur Marketing-Eka Anwar, Komisaris Utama-Anindya Bakrie, Presiden Direktur-Jastiro Abi, Direktur Keuangan-Bachder Bachtarudin, Direktur Legal & Compliance-Harya M. Hidayat. (Company)

"Dengan dikuranginya jumlah karyawan, maka perusahaan bisa lebih efisien dan akan memberikan efek domino yang positif,"

Bareksa.com - PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dikabarkan akan mengurangi beban perusahaan dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) maksimal 400 karyawannya. Hal tersebut dilakukan untuk efisiensi agar kerugian perusahaan tidak terus membengkak.

Dilansir dari Tempo, Presiden Direktur BTEL Jastiro Abi mengatakan pengurangan pegawai sebagai strategi perusahaan agar operasional menjadi lebih efektif.

"Dengan dikuranginya jumlah karyawan, maka perusahaan bisa lebih efisien dan akan memberikan efek domino yang positif," katanya.

Namun ternyata kerugian yang dialami BTEL tidak hanya berasal dari beban usaha, namun dari turunnya pendapatan dan tingginya beban lain-lain. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, BTEL telah mengalami kerugian sejak tahun 2011 yang disebabkan tingginya beban usaha.

Pada tahun 2011, beban gaji mencapai 13,5 persen dari total beban usaha dan meningkat 16,3 persen dibandingkan tahun 2010. Pada tahun 2012, BTEL mengalami kerugian bersih hingga Rp3,14 triliun karena adanya penurunan nilai aset tetap hingga Rp1,6 triliun yang kian menambah kerugian BTEL. Selain itu, kerugian pada periode ini disebabkan turunnya pendapatan usaha bersih dan tingginya beban usaha.

Grafik: Beban Gaji, Laba Operasi, dan Laba Bersih BTEL 2009-2014 (Rp Juta)

Sumber: Laporan Keuangan BTEL

Setelah mengalami kerugian yang besar pada tahun 2012, BTEL melakukan efisiensi dengan menekan beban usaha hingga 27,7 persen pada 2013 sehingga dapat mencatat laba usaha Rp3,6 miliar. Namun karena pendapatan usaha masih mengalami penurunan dan juga tingginya kerugian selisih kurs membuat BTEL kembali mengalami kerugian hingga Rp2,6 triliun.

BTEL melanjutkan efisiensi hingga semester I 2014 dimana berhasil menekan beban usaha hingga 11 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Ternyata efisiensi yang dilakukan BTEL belum bisa menahan kerugian pada periode tersebut karena pendapatan usaha bersih anjlok hingga 30 persen.(al)