Bareksa.com - Pemerintah kembali mengumumkan penurunan harga BBM jenis premium yang dapat memicu naiknya saham sektor manufaktur, ritel dan barang konsumsi. Presiden Joko Widodo kali ini mengumumkan harga premium turun menjadi Rp6.600 per liternya. Ini berlaku pada Senin, 19 Januari pukul 00.00 WIB. Sedangkan solar turun menjadi Rp6.400 per liter.
Selain harga BBM, harga gas LPG 12 kilogram juga turun menjadi 129 ribu dan yang ketiga harga semen yang diproduksi turun Rp3.000 per sak.
"Saya berharap pengumuman ini dilihat oleh kepala-kepala daerah dan mereka segera membantu untuk menurunkan harga," kata Jokowi di Istana Negara, Jumat 16 Januari 2014.
Penurunan harga BBM bersubsidi dan harga gas LPG akan membantu menurunkan biaya produksi perusahaan manufaktur dan perusahaan ritel besar lainnya seperti ASII, ACES dan LPPF menurut riset Citigroup Indonesia yang telah disampaikan kepada nasabah.
Sementara itu dalam riset Macquarie yang telah disampaikan kepada nasabah menjelaskan penurunan harga BBM akan menurunkan tekanan atas inflasi sehingga meningkatkan daya beli masyarakat. Macquarie merekomendasikan saham INDF dalam kondisi ini.
Grafik. Pergerakan Harga Minyak Mentah Jenis Brent
Sumber: Bareksa.com
Penurunan ini merupakan yang kedua setelah pemerintah menurunkan harga premium sebesar Rp900 per liter pada tanggal 1 januari 2014. Jokowi mengatakan penurunan ini dikarenakan harga minyak dunia yang terus merosot.
Harga minyak jenis Brent saat ini berada di angka $48,40 per barel. Harga minyak hari ini sudah mengalami kenaikan dari titik terendah pada hari Rabu, 14 Januari 2014 yang menyentuh $45 per barel. Harga minyak pada hari Rabu bahkan merupakan harga terendah semenjak tahun 2009.
Harga minyak dunia memang jatuh setelah melambung sejak awal 2011 dan sempat menembus level psikologis $100 per barrel. Harga minyak dunia kembali turun ke level di bawah $100 per barel pada paruh kedua tahun 2014.
Mulai September 2014 harga minyak dunia terus turun, menyentuh $91,16 per barel, kemudian $70 per barel pada bulan November, dan makin terpuruk ke $57 per barel pada bulan Desember. Pada awal tahun 2015, harga minyak dunia stagnan di level $50 per barel sebelum akhirnya anjlok lagi pada dua hari belakangan. (np)