Investasi Indonesia Bisa Tumbuh 6,5 Persen di 2015

Bareksa • 11 Nov 2014

an image
Presiden Joko Widodo menyampaikan paparan dalam forum pertemuan para pengusaha atau CEO Summit APEC 2014 di Beijing - (ANTARA FOTO/Rini Utami)

Sekitar 57 persen dari pelaku bisnis yakin investasi di Indonesia akan menguat dalam setahun kedepan.

Bareksa.com - Survei PricewaterhouseCoopers (PwC) terhadap 635 CEO dari 21 ekonomi APEC selama Juni-Agustus 2014 menempatkan Indonesia di posisi ketiga di antara negara APEC yang investasinya akan tumbuh paling pesat.

Hasil survei PwC menunjukkan bahwa sekitar 57 persen dari pelaku bisnis yakin investasi di Indonesia akan menguat dalam setahun mendatang dimana hal ini menunjukkan pertanda jelas akan adanya kenaikan sentimen bisnis dalam hal pertumbuhan pendapatan, seperti dilansir Bisnis Indonesia.

Chief Economist BII Juniman mengatakan selama empat tahun terakhir, para pelaku bisnis sudah berminat untuk berinvestasi di Indonesia karena melihat potensi dan size market yang dimiliki Indonesia.

"Ini merupakan peluang yang seharusnya ditangkap oleh Pemerintah. Namun, ada beberapa persoalan yang harusnya diselesaikan," tutur Juniman.

Persoalan pertama terkait infrastruktur yakni berupa jalan tol, pelabuhan, bandara, dan sebagainya yang perlu segera dibenahi dan dibangun. Kedua, adalah masalah perizinan dan birokrasi yang terlalu sulit sehingga investasi terhambat untuk masuk.

"Hal-hal yang tidak perlu dalam perizinan investasi harus dipangkas dan disederhanakan agar mempermudah investasi yang masuk. Bukan untuk mengurangi kehati-hatian tetapi akan lebih mudah jika pintu masuk untuk investasi dari semua sektor dilakukan dan diintegrasikan melalui satu pintu, yakni BKPM," papar Juniman.

Selanjutnya pemerintah juga harus memberikan insentif bagi investor. Ia mencontohkan, untuk pembangunan infrastruktur membutuhkan waktu yang panjang, untuk itu para investor harus diberikan tax holiday dan kemudahan pembebasan lahan.

Yang terakhir, menurut Juniman, saat ini aturan investasi banyak tumpang tindih antara pusat dan daerah. Oleh karena itu, pemerintah sebaiknya melakukan deregulasi agar aturan investasi konsisten dari pusat hingga daerah.

"Jika persoalan-persoalan itu dapat diatasi maka akan memberikan kepastian terhadap investor untuk berinvestasi di Indonesia. Apapun yang kita ditawarkan akan menarik bagi investor," kata Juniman. Dia juga memprediksi investasi Indonesia tahun depan bisa tumbuh sekitar 6,5 persen.

PERTUMBUHAN EKONOMI

Juniman mengungkapkan, perekonomian memang bisa tumbuh dengan konsumsi swasta dan konsumsi pemerintah melalui belanja fiskal dan APBN. Namun pertumbuhan ekonomi akibat konsumsi ini mempunyai batasan. Untuk itulah pemerintah membutuhkan sektor pendorong lain yakni investasi.

"Ekspor belum bisa diandalkan untuk menopang pertumbuhan ekonomi karena adanya faktor eksternal dan menurunnya permintaan global. Saat ini, yang penting adalah memaintain agar ekspor tidak turun," kata Juniman.

Untuk kuartal IV-2014, Juniman memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 5,1 persen karena adanya kenaikan belanja pemerintah. Menurutnya, ini merupakan siklus tahunan dimana belanja pemerintah akan meningkat di akhir tahun.

Sementara untuk tahun depan, dengan adanya pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM), stimulus ekonomi, dan juga peningkatan investasi, maka ekonomi diperkirakan tumbuh sekitar 5,5 persen - 5,6 persen. Angka tersebut masih pada tahap recovery dan berada di bawah target 5,8 persen karena ancaman kenaikan suku bunga The Fed dan infrastuktur belum selesai dibangun.

Grafik: Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Tahunan Per Kuartal

Sumber: Bareksa.com