Bareksa.com - Laba bersih PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) pada kuartal III-2014 anjlok 30 persen menjadi hanya Rp2,1 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3 triliun karena pertumbuhan kredit hanya mencapai 7 persen menjadi Rp139 triliun.
Pendapatan bunga bersih atau net interest income sebesar Rp 10,2 triliun atau hanya tumbuh tipis sebesar 1 persen.
Pada akhir September 2014, rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (Loan to Deposit Ratio / LDR) membaik menjadi 91,3 persen dari 99 persen pada tahun sebelumnya. Penurunan ini juga sejalan dengan naiknya total pendanaan sebesar 10 persen dibanding periode sama tahun lalu yang didorong oleh pertumbuhan deposito sebesar 19 persen.
Henry Ho, Presiden Direktur Danamon, dalam siaran persnya kemarin mengatakan kuartal ketiga tahun ini adalah masa yang menantang karena turunnya harga komoditas dan lemahnya kinerja ekspor yang membatasi ruang untuk ekspansi bisnis.
"Hal ini berdampak pada turunnya permintaan kredit, sehingga industri perbankan mencetak pertumbuhan yang konservatif pada kuartal kertiga tahun ini,” katanya.
Ia melanjutkan, kredit usaha mikro Danamon melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) tetap stagnan pada Rp19,7 triliun pada kuartal ketiga tahun 2014 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, kredit untuk segmen usaha kecil dan menengah (UKM), naik sebesar 11 persen menjadi Rp22,5 triliun.
Secara total, kredit Danamon untuk segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UKM) berkontribusi sebesar 30 persen dari seluruh kredit Danamon. Kredit untuk segmen komersial, tumbuh sebesar 15 persen pada kuartal ketiga tahun 2014 dibandingkan tahun lalu menjadi Rp 17 triliun. Kredit untuk segmen korporasi tumbuh sebesar 7 persen menjadi Rp18 triliun pada kuartal ketiga tahun 2014.
Dilanjutkannya, pada kuartal ketiga tahun 2014, kredit otomotif melalui Adira Finance tumbuh sebesar 4 persen dibandingkan kuartal ketiga tahun 2013 menjadi Rp49,5 triliun. Pada sembilan bulan pertama tahun ini, Adira Finance berhasil menyalurkan sebesar Rp25,5 triliun pembiayaan baru dimana Rp 15 triliun adalah pembiayaan kendaraan roda dua dan Rp10,5 triliun merupakan pembiayaan kendaraan roda empat. (np)