Bareksa.com - Ingin mulai berinvestasi reksadana tapi masih bingung memilih jenis reksadana apa? Jika iya, reksadana pasar uang bisa dipertimbangkan untuk dipilih.
Ada baiknya sebelum memilih reksadana jenis reksadana dan produknya, sebagai seorang investor Anda mengenali profil risiko dan tujuan investasi. Selanjutnya, membaca dan memahami prospektus reksadana.
Reksadana pasar uang adalah reksadana yang dana kelolaannya diinvestasikan seluruhnya di instrumen pasar uang, deposito berjangka atau obligasi yang diterbitkan dengan jangka waktu 1 tahun atau obligasi yang sisa jatuh temponya kurang dari 1 tahun.
Melansir laman resmi Schroders Indonesia, berikut 8 manfaat berinvestasi di reksadana pasar uang :
Bisa dimulai dengan Rp50.000 bahkan ada yang Rp10.000.
Potoensi imbal hasil yang lebih tinggi dari tabungan atau deposito.
Reksadana pasar uang dikelola oleh manajer investasi yang memiliki keahlian dan pengalaman.
Investor tidak perlu melakukan analisa investasi dan administrasi.
Karena diinvestasikan ke berbagai jenis instrumen.
Imbal hasil investasi reksadana bukan merupakan objek pajak.
Reksadana pasar uang dapat dicairkan sewaktu-waktu pada hari bursa.
Perkembangan harga nilai aktiva bersih (NAB) dan data kepemilikan mudah dimonitor setiap saat.
Seperti reksadana lainnya, reksadana pasar uang dapat dibeli melalui manajer investasi (MI) secara langsung atau melalui agen penjual. Sebelum membeli, investor harus membuka rekening di manajer investasi atau agen penjual terlebih dahulu.
Catatannya, pembelian dan penjualan harus dilakukan melalui pihak yang sama, jadi misalnya Anda membeli di agen penjual A maka Anda harus juga menjual lewat agen penjual A tersebut.
Saat ini telah banyak tersedia platform online baik yang dimiliki manajer investasi atau agen penjual yang memudahkan investasi di reksadana seperti marketplace Bareksa.
Di sisi lain seperti halnya instrumen investasi lainnya, reksadana yang dalam hal ini reksadana pasar uang juga memiliki risiko. Risiko yang perlu diketahui seorang investor reksadana pasar uang menurut Schroders yaitu Pertama, risiko penurunan nilai NAB antara lain karena turunnya harga efek portofolio, perubahan tingkat suku bunga yang mengakibatkan fluktuasi pengembalian instrumen pasar uang, wanprestasi dari bank atau penerbit surat berharga, serta force majeur.
Kedua, risiko ekonomi dan politik. Ketiga, risiko likuiditas. Keempat, risiko perubahan peraturan, dan Kelima, risiko pembubaran dan likuidasi.
Reksadana pasar uang sangat sesuai untuk investor pemula yang ingin mencicipi investasi di reksadana karena belum memiliki pengalaman dan pengetahuan investasi pasar modal dan mereka yang baru saja beralih dari produk tabungan atau deposito.
Selain itu, mereka yang memiliki profil risiko konservatif atau yang memiliki tujuan investasi jangka pendek bisa melirik reksa dana pasar uang.
Meski begitu, reksadana jenis ini juga sering dijadikan sebagai pilihan investasi oleh investor dengan profil risiko yang lebih tinggi sebagai diversifikasi portofolio investasi atau ketika pasar saham atau obligasi mengalami ketidakpastian.
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.