Schroders : Tujuh Hal Ini Harus Dihindari Ketika Investasi
Jangan sampai Anda memaksakan diri memilih investasi yang tidak sesuai dengan profil risiko
Jangan sampai Anda memaksakan diri memilih investasi yang tidak sesuai dengan profil risiko
Bareksa.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan adalah dengan berinvestasi. Tentunya, tidak ada investor yang ingin mengalami kerugian saat berinvestasi kan? Nah, berikut tujuh hal yang mesti diperhatikan seorang investor ketika berinvestasi seperti dilansir laman Schroders Indonesia :
1. Tidak tahu tujuan investasi dan profil risiko
Investor yang sukses tidak mungkin memulai investasinya tanpa terencana. Seorang investor, harus memiliki tujuan dan rencana bagaimana mencapainya. Dengan demikian Anda akan lebih terarah, fokus dan mampu memilih strategi serta produk investasi yang tepat. Untuk dapat memilih produk yang tepat, Anda juga harus paham apa profil risiko Anda.
Jangan sampai ternyata Anda memaksakan diri memilih investasi yang tidak sesuai dengan profil risiko yang berujung kekecewaan dan tidak tercapainya tujuan investasi.
Promo Terbaru di Bareksa
2. Membeli produk investasi karena tren tanpa paham produk yang dibeli
Sering kali terjadi orang sekadar ikut-ikutan tren tanpa tahu apa sebenarnya produk yang mereka beli. Bisa saja karena ikut teman, ikut saudara. Ini adalah big no. Luangkan waktu untuk memahami apa sih produk yang akan Anda beli.
Dengan demikian Anda akan memahami fitur, manfaat, risiko sekaligus legalitasnya supaya Anda tak menyesal di kemudian hari.
3. Panik saat pasar berfluktuasi
Yang namanya investasi di pasar modal, fluktuasi pasar adalah hal yang lumrah. Jangan mudah panik dengan fluktuasi yang terjadi, sebaiknya pahami dulu apakah fluktuasi ini sifatnya teknikal atau fundamental, jangka pendek atau jangka panjang. Apalagi jika Anda memiliki tujuan jangka panjang, tetaplah fokus pada tujuan investasi Anda.
Jangan tergoda untuk mengambil keputusan investasi yang terburu-buru karena fluktuasi yang terjadi.
4. Mencoba melakukan market timing
Market timing adalah hal yang sangat susah dilakukan, karena tidak seorang pun tahu kapan pasar mencapai titik terendahnya. Bahkan mereka yang sudah bergelut di pasat modal bertahun-tahun juga tak mudah melakukannya.
Alih-alih melakukan market timing, Anda bisa mencoba investasi secara reguler tanpa melihat kondisi pasar, yang akan memberikan potensi keuntungan dalam jangka panjang.
5. Konsentrasi pada satu jenis investasi, tidak membentuk portofolio
Penting untuk tidak menaruh seluruh telur yang Anda miliki dalam satu keranjang, karena risikonya terlalu tinggi. Sama halnya jika Anda mengandalkan satu jenis instrumen investasi saja untuk seluruh dana yang Anda miliki. Baik jika menyebar dan bentuklah portofolio untuk investasi Anda untuk meminimalkan risiko.
Selain itu, portofolio investasi membantu Anda mengatur investasi mana yang sesuai untuk tujuan apa yang beragam dan memiliki jangka pendek, menengah dan panjang.
6. Menggunakan dana darurat untuk investasi berisiko tinggi
Jangan sekali-sekali menempatkan dana darurat di investasi yang berisiko tinggi, misalnya saham. Kenapa? Karena pasar berfluktuasi maka hal tersebut bisa saja mempengaruhi jumlah dana darurat ketika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Dana darurat sifatnya tersedia, likuid dan mudah diakses. Sebaiknya dana darurat ditempatkan pada investasi yang berisiko rendah dan likuid, misalnya reksa dana pasar uang.
7. Tidak memonitor investasi Anda
Perlu secara reguler memonitor perkembangan investasi Anda agar dapat me-review apakah sesuai dengan tujuan investasi Anda. Jika perlu Anda dapat melakukan penyesuaian terhadap investasi atau portofolio investasi Anda agar lebih optimal.
Tak perlu setiap saat memonitor investasi. Mungkin Anda bisa melakukannya setiap kuartal, yang jelas investor harus mempertimbangkan potensi hasil investasi yang baik dalam jangka panjang.
(Martina Priyanti/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.