Lima Strategi Bertahan Hadapi Tantangan Ekonomi di Masa Pandemi
Masa pandemi dan resesi ekonomi adalah masa di mana ketahanan dana darurat Anda diuji
Masa pandemi dan resesi ekonomi adalah masa di mana ketahanan dana darurat Anda diuji
Bareksa.com - Pandemi COVID-19 berpotensi mengubah tatanan ekonomi dunia. Kekhawatiran terbesar adalah terjadinya resesi ekonomi di banyak negara. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada kuartal III 2020 minus 3,49 persen, ini artinya Indonesia sudah memasuki masa resesi ekonomi. Saat ini, selain Indonesia, beberapa negara yang telah mengalami resesi di antaranya Amerika Serikat, Singapura, Korea Selatan, Australia, Uni Eropa, hingga Hong Kong.
Apa itu resesi ekonomi?
Mengapa resesi perlu dihindari oleh banyak negara? Resesi ekonomi adalah suatu kondisi di mana perekonomian suatu negara mengalami penurunan selama dua kuartal berturut-turut. Hal ini ditandai dengan produk domestik bruto (PDB) yang minus. Efek dari resesi ialah ekonomi yang lesu, hal ini berdampak pada daya beli masyarakat melemah, penghasilan merosot, rendahnya tingkat konsumsi, investasi tidak bergairah, hingga gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).
Apa yang harus dilakukan?
Delapan bulan sejak pandemi COVID-19 masuk ke Indonesia, belum ditemukannya vaksin serta pemberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di beberapa wilayah membuat tatanan kehidupan masyarakat banyak yang harus berubah. Pembatasan aktivitas, membuat banyak perusahaan yang melakukan pemotongan gaji karyawan, merumahkan karyawan atau cuti di luar tanggungan, pemutusan hubungan kerja (PHK), kredit macet, dan penundaan ekspansi oleh pengusaha.
Promo Terbaru di Bareksa
Selama pandemi, bursa saham juga bergerak fluktuatif merespons setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam menangani pandemi COVID-19. Menurut perencana keuangan Prita Ghozie setidaknya ada lima strategi yang bisa dilakukan dalam menghadapi tantangan ekonomi menjelang akhir 2020 ini. Di antaranya :
1. Amankan sumber penghasilan
Pertahankan sumber penghasilan seberapapun sulitnya. Jika Anda adalah karyawan, maka tunda dulu rencana resign atau pensiun dini. Sebab, dalam kondisi pandemi dan resesi, cashflow akan menyelamatkan kita di kondisi darurat, misalnya jatuh sakit. Jika Anda seorang pekerja lepas dengan banyak klien atau pemberi kerja, berusahalah sekuat mungkin agar kontrakmu tetap berjalan.
"Dengan demikian, penghasilan Anda selama masa pandemi ini tetap aman. Anda juga bisa mulai mempertimbangkan alternatif penghasilan, contohnya berjualan online. Manfaatkan talenta yang Anda miliki saat ini untuk menghasilkan pendapatan," ujar Prita pada webinar #eAZyDiRumahAja yang diselenggarakan Allianz Indonesia beberapa waktu lalu.
2. Amankan dana darurat
Masa pandemi dan resesi ekonomi adalah masa di mana ketahanan dana darurat Anda diuji. Jika Anda disiplin menjaga porsi dana darurat, maka seberat apapun kondisi ekonomi yang Anda hadapi saat ini, Anda dan keluarga tetap dapat melanjutkan hidup tanpa berutang. Untuk Anda yang lajang, para perencana keuangan umumnya menyarankan untuk menyiapkan dana darurat minimal tiga hingga enam kali pengeluaran bulanan. Sementara bagi Anda yang telah berkeluarga, baik punya anak atau belum punya anak, maka idealnya Anda menyiapkan dana darurat enam kali hingga sembilan kali pengeluaran bulanan.
"Sesuai namanya, dana darurat ini bisa Anda gunakan untuk hal-hal mendesak, seperti biaya pengobatan jika Anda atau anggota keluarga sakit, bayar utang agar tidak macet, atau membiayai kebutuhan sehari-hari jika kehilangan pekerjaan. Dana darurat dapat disimpan dalam tabungan, deposito atau instrumen pasar uang lainnya," Prita menjelaskan.
3. Hindari pengeluaran besar
Tunda dulu segala rencana yang membutuhkan pengeluaran besar, terlebih jika itu harus mengambil dana darurat Anda. Tanyakan ke diri Anda sebelum belanja, keinginan atau kebutuhan Misalnya, jika Anda berencana membeli gadget puluhan juta rupiah dan berniat menggunakan dana darurat, ada baiknya rencana tersebut ditunda hingga Anda benar-benar punya dana yang cukup untuk keperluan tersebut, tanpa mengutak-atik dana darurat.
"Sebaliknya, jika Anda memang punya rencana mendesak, contohnya menikah, dan Anda telah memiliki dana khusus untuk itu tanpa mengutak-atik dana darurat, maka Anda boleh saja tetap melangsungkan acara tersebut," ungkap Prita.
4. Hindari utang
Tujuan menghindari pengeluaran besar ialah agar Anda terhindar dari utang. Di masa tidak menentu seperti sekarang ini, kita tidak tahu apakah besok masih memiliki penghasilan atau tidak, apakah penghasilan akan bertahan atau berkurang, dan sampai kapan kondisi ini akan berlangsung. Jadi, sebaiknya hindari diri Anda dari kewajiban utang yang akan membuat cashflow Anda semakin tertekan. Sebab, jika di tengah jalan Anda tidak mampu membayar cicilan utang, maka Anda akan menanggung bunga yang menggulung, yang lagi-lagi akan menekan arus kas Anda.
5. Jika kehilangan pekerjaan, segera cari sumber penghasilan baru
Saat kehilangan pekerjaan, jangan terlalu lama larut dalam kesedihan. Cobalah mencari sumber penghasilan baru, baik membuka usaha sendiri atau melamar pekerjaan di perusahaan lain. Jangan takut mencoba hal yang sebelumnya belum pernah Anda coba. Dengan konsisten mengeluarkan waktu dan tenaga sama seperti yang Anda curahkan sebelumnya, maka Anda sudah berada di jalur yang tepat dalam memupuk jam terbang dan keahlian.
"Sembari menyiapkan sumber penghasilan baru agar stabil, kendalikan pengeluaran dengan berhemat berdasarkan skala prioritas. Ini bermanfaat agar pengeluaran tidak lebih banyak dari pemasukan, yang bisa berakhir pada jerat utang," Prita menambahkan.
Pentingnya Asuransi
Prita menyatakan yang tak kalah penting dalam menghadapi situasi tidak pasti seperti saat ini ialah memastikan asuransi kesehatan dan asuransi jiwa Anda tetap aktif. Dengan memiliki asuransi yang aktif, maka Anda bisa bekerja dan berusaha dengan tenang, meski di tengah ketidakpastian ekonomi dan pandemi.
Menurut Prita Ghozie saat pandemi ini, fokus kita adalah kesehatan. Maka, sudah jelas yang diutamakan adalah asuransi kesehatan dibanding yang lainnya. Jadi kalau asuransi jiwa diutamakan untuk yang sudah punya tanggungan atau pemberi nafkah, asuransi kesehatan penting untuk dimiliki semua orang. Ditambah saat ini semakin banyak risiko yang bisa terjadi terhadap kita di tengah pandemi ini.
"Kalau sudah ada BPJS atau asuransi kantor bagaimana? Benefit kesehatan kantor akan menggantikan biaya perawatan. Sebaiknya sebagai tambahan, jangan ambil asuransi kesehatan biasa, tapi ambil yang punya santunan tunai harian dan penyakit kritis. Karena untuk benefit perawatan sudah bisa di-cover oleh kantor," Prita mengungkapkan.
Prita mengatakan, selain harus sesuai dengan kebutuhan proteksi keluarga, pada saat membeli asuransi Anda juga perlu memahami isi polis dan pastikan membayar premi asuransi sesuai kemampuan finansial (idealnya 5 persen dari penghasilan), karena membeli asuransi berarti mendapatkan rasa tenang dari risiko yang mungkin terjadi di masa mendatang.
:Selain itu memiliki proteksi memberikan beberapa keuntungan, yaitu meminimalkan kerugian finansial, membantu cashflow saat terjadi musibah, serta memberikan ketenangan hidup bagi Anda dan keluarga," pungkas Prita.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.