Bareksa.com - Bagi kalangan muda yang masih produktif bekerja, masa pensiun terlihat jauh karena berada puluhan tahun ke depan. Namun, kita yang masih muda perlu mempersiapkan masa pensiun ini agar bebas dari masalah keuangan.
Budi Hikmat, Kepala Makroekonomi dan Direktur Strategi Investasi PT Bahana TCW Investment Management mengemukakan strategi investasi sepanjang hayat (life-cycle investment) yang mengacu pada keputusan alokasi investasi berkala membayar masa depan dan aturan alokasi aset bertahap yang meliputi fase growth, protection and distribution. Strategi ini terinspirasi dari kisah Nabi Yusuf di Alquran dan Kitab Perjanjian Lama.
"Life-cycle investment mencegah risiko tuwir sebelum tajir," ujar Budi Hikmat dalam sharing session melalui video conference bersama Komunitas Nabi Yusuf 13 September 2020.
Dalam paparannya, dia menjelaskan bahwa fase growth terutama ditempuh dengan menyisihkan sebagian gaji bulanan untuk memperkuat talenta dan memiliki aset properti. Serta, berinvestasi dalam reksadana saham yang dalam jangka panjang berpotensi memberikan pertumbuhan.
Kemudian dalam fase protection mendekati usia pensiun, alokasi aset berisiko mulai dikurangi dengan penempatan lebih banyak pada surat berharga negara (SBN) dengan tujuan proteksi atau perlindungan dari nilai modal. Terakhir dalam fase distribution, atau masa panen, aset ditempatkan dalam instrumen yang sangat likuid seperti reksadana pasar uang dan produk perbankan sehingga mudah dicairkan.
Lantas, berapa nilai dana pensiun ideal yang kita miliki?
Mengacu pada target pendapatan per kapita yang disampaikan Presiden Jokowi, masyarakat Indonesia pada 2045 akan memiliki penghasilan Rp27 juta per bulan atau Rp320 juta per tahun. Maka, dengan asumsi masa pensiun akan kita jalani selama 20 tahun sejak usia 55 tahun, sedikitnya kita harus menyiapkan dana Rp6,4 miliar.
Budi mengumpamakan investasi ketika usia masih produktif atau bekerja, ibarat sedang menanam pohon. Tiap usia berbeda-beda nilai investasinya, tergantung profil risiko dan jangka waktu yang diinginkan, serta target imbal hasil yang diharapkan.
Bila saat ini usia kita 30 tahun, maka dalam 25 tahun ke depan atau pada tahun 2045 kita diperkirakan akan pensiun. Bila alokasi dana mayoritas dalam aset berisiko sedang hingga tinggi, dengan asumsi imbal hasil 10,5 persen per tahun, maka kita perlu menyisihkan investasi sekitar Rp4,32 juta per bulan.
Tabel Perkiraan Investasi Per Bulan untuk Dana Pensiun
Namun, untuk yang usianya lebih muda dengan masa produktif masih 30 tahun lagi, jumlah perkirakaan dana untuk diinvestasikan berkala lebih kecil, yakni hanya disarankan Rp2,47 juta per bulan. Nah, dengan asumsi imbal hasil 10,5 persen per tahun, maka dalam 30 tahun ke depan kita bisa mengumpulkan Rp6,4 miliar.
Perhitungan perencanaan investasi untuk mencapai suatu target di masa depan juga bisa dilakukan dengan kalkulator investasi di Bareksa. Kita hanya tinggal memasukkan hasil yang diharapkan, jangka waktu (dalam bulan), dan asumsi imbal hasil (return) per tahun.
Jadi, jangan tunda lagi mulai investasi sekarang demi mencegah tuwir sebelum tajir.
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.