BeritaArrow iconBelajar InvestasiArrow iconArtikel

Kendalikan Bahaya Latte Effect, Ikuti Tips Keuangan Ini

Hanum Kusuma Dewi24 September 2020
Tags:
Kendalikan Bahaya Latte Effect, Ikuti Tips Keuangan Ini
Ilustrasi secangkir kopi susu di kafe untuk menggambarkan latte effect dan latte factor

Budi Hikmat menyarankan untuk pay yourself first secara otomatis demi masa depan

Bareksa.com - Terkadang, kita tidak sadar kalau memiliki pengeluaran rutin tidak bermanfaat, yang bila dikurangi atau dihilangkan bisa memperbaiki keuangan di masa depan. Pengeluaran semacam ini disebut sebagai latte factor, sehingga sering membuat penghasilan cepat habis (latte effect).

Budi Hikmat, Kepala Makro Ekonomi dan Direktur Strategi Investasi Bahana TCW Investment Management, menjelaskan, latte factor itu seperti kebiasaan minum kopi (latte) di kafe hingga lima kali sehari, yang tidak hanya merugikan kesehatan tetapi juga berbahaya bagi keuangan. Sehingga, kalau kebiasaan ini dikurangi menjadi hanya dua kali saja, tentu pengeluaran bisa lebih hemat.

"Latte effect ini hanya kiasan. Tidak terbatas pada kopi, di Indonesia ini bisa saja seperti kebiasaan mengganti gadget kalau ada model baru, langganan majalah, hangout, bahkan koleksi jilbab yang terlalu banyak," ujarnya dalam sharing session Komunitas Nabi Yusuf yang disiarkan di Youtube.

Untuk mengendalikan latte effect ini, Budi mengungkapkan konsep perencanaan keuangan "pay yourself first" alias bayar dirimu sendiri untuk masa depan. Menurutnya, hal ini diutarakan oleh David Bach, penulis buku Automatic Millionaire, yang juga sejalan dengan perencanaan kemakmuran terinspirasi dari kisah Nabi Yusuf.

"Anda tidak akan jadi millionaire kalau pengaturan keuangan tidak otomatis. Keuangan harus dibikin otomatis, tiap gajian otomatis investasi," kata Budi.

Maksudnya, uang gajian harus disisihkan di awal untuk investasi. Alokasi investasi terhadap penghasilan bisa dipilih sesuai kemampuan, mulai dari 2,5 persen hingga 15 persen.

Adapun Budi sendiri menerapkan alokasi investasi sebesar 25 persen dari penghasilan bulanan. "Saya pribadi alokasikan 25 persen (dari penghasilan) karena saya mau pensiun dini," ujarnya.

Kemudian, investasi ini bisa disesuaikan dengan siklus umur dalam strategi investasi sepanjang hayat dengan fase growth, protection and distribution. Ketika dalam masa produktif, kita bisa memilih investasi mayoritas di growing asset seperti investasi saham dan investasi reksadana saham yang imbal hasilnya tinggi.

Lalu, dalam fase protection mendekati usia pensiun, alokasi aset berisiko mulai dikurangi dengan penempatan lebih banyak pada surat berharga negara (SBN) dengan tujuan proteksi atau perlindungan dari nilai modal. Terakhir dalam fase distribution, atau masa panen, aset ditempatkan dalam instrumen yang sangat likuid seperti reksadana pasar uang dan produk perbankan sehingga mudah dicairkan.

Menurutnya, investasi ini penting karena ada dua risiko dalam kehidupan. Pertama, risiko mati cepat dan meninggalkan keluarga yang masih dalam tanggungan. Kedua, risiko hidup terlalu lama yang bisa memberatkan anak cucu.

"Jadi mulailah alokasi otomatis untuk membayar masa depan, dengan mengevaluasi pengeluaran kecil rutin tetapi mudarat (tidak bermanfaat)," tutupnya.

***

Ingin berinvestasi di reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.



Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.381,72

Up0,79%
Up4,58%
Up7,47%
Up8,70%
Up19,15%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.092,63

Up0,46%
Up4,81%
Up6,91%
Up7,36%
Up2,52%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

1.077,99

Up0,64%
Up3,96%
Up6,92%
Up7,73%
--

Capital Fixed Income Fund

1.842,22

Up0,53%
Up3,90%
Up6,53%
Up7,39%
Up16,96%
Up39,93%

Insight Renewable Energy Fund

2.266,09

Up0,79%
Up3,81%
Up6,34%
Up7,11%
Up19,79%
Up35,60%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua