Bareksa.com – PT Jagartha Penasihat Investasi (Jagartha Advisors) resmi meluncur sebagai perusahaan penasihat investasi independen, setelah mengantongi izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 29 Maret 2018. Saat ini, Jagartha Advisors memberikan layanannya pada segmen usaha menengah kecil dan mikro (UMKM), manajer investasi dan dana pensiun.
Meski begitu, Jagartha Advisors tak sungkan untuk memberikan tips bagi Anda sebagai individu yang ingin memperdalam kegiatan investasi. Terlebih, segmen individu menjadi target selanjutnya untuk mendapatkan layanan jasa Jagartha Advisors.
Menurut Co-Founder Jagartha Advisors Ari Adil, pihaknya ingin membantu pemerintah untuk meningkatkan basis investor di pasar modal Indonesia.
“Sehingga, kami akan siapkan akses untuk sosialisasi dan pendampingan bagi individu dengan menggandeng salah satu financial technology,” ujar Ari di Jakarta, Selasa, 14 Agustus 2018.
Ari bahkan tidak mematok target individu dari tingkat ekonomi semata. Artinya, kata dia, Jagartha Advisors ingin memberi sosialisasi dan pendidikan investasi seluas mungkin ke seluruh lapisan masyarakat.
Sebelum resmi memberikan jasa itu, Ari memberikan beberapa tips bagi Anda yang ingin berinvestasi di tengah gejolak di pasar modal tanah air. Apa saja tips Ari, berikut petikan wawancaranya;
Apa tips investasi untuk milenial?
Yang bisa saya share, pertama, kenali tujuan investasi Anda. Kalau misalkan Anda mengetahui tujuan investasi itu apa, maka Anda bisa mengindentifikasi aset alokasi yang cocok agar sesuai tujuan.
Misalnya jika tujuan investasi jangka pendek, jangan terlalu fokus pada produk yang berisiko tinggi. Karena produk yang berisiko tinggi maka semakin banyak volatilitas produk investasi tersebut. Intinya adalah, kenali tujuan investasi dan jangka waktunya, sehingga bisa menyusun alokasi yang baik dan benar untuk portofolio investasi Anda.
Kedua, kenali juga risiko yang bisa Anda hadapi. Jika memang Anda cukup edukatif, risiko tinggi, jangka waktu panjang bisa menempatkan dengan cukup besar di reksadana saham yang berisiko tinggi. Dibanding jika punya jangka waktu pendek dan tidak terlalu berisiko.
Dua hal ini yang paling penting perlu dikenali tipikal investor mengenai jangka waktu, tujuan investasi, dan risikonya.
Dengan kondisi saat ini, terutama adanya gejolak di pasar saham, untuk yang baru mau investasi harus seperti apa?
Justru kalau lihat pasar yang bergejolak, setiap ada gejolak maka ada peluang. Jadi waktu yang tepat kalau kita punya dana, berpartisipasi pada investasi saham. Tapi masuk dengan strategi secara bertahap, sehingga bisa bagi rata risiko dengan jangka waktu yang panjang. Sehingga akhirnya, bisa dapat nilai investasi lebih baik.
Misalnya, punya dana Rp100 juta, masuk saja Rp20 juta setiap ada koreksi. Masuk saat pasar koreksi, harapannya dalam 3-5 tahun ke depan nilai investasi atau returnnya bisa lebih optimal.
Kondisi pasar modal saat ini kenapa dan ke depan akan seperti apa?
Indonesia adalah negara berkembang, sehingga kondisi global sedikit banyak akan berpengaruh ke negara berkembang secara general, seperti Indonesia. Lihat sekarang, akhir-akhir ini banyak kondisi global seperti di Amerika waktu trade war yang banyak berpengaruh kepada pasar saham Indonesia.
Yang baru, kondisi Turki yang mata uangnya terdepresiasi sangat agresif, impactnya sampai ke Indonesia. Jadi memang, kondisi itu masih banyak dipengaruhi global. Ke depannya, dengan fundamental ekonomi Indonesia yang masih baik, semua policy yang masih bagus, potensi masih ada, koreksi bersifat sesaat. Koreksi jadikan sebagai peluang tapi jangan masuk secara langsung dalam satu waktu dan pilih secara bertahap.
Bagaimana dengan pengaruh pemilu?
Kadang-kadang market bisa lebih bullish jika menyambut Pemilu. Tahun Pemilu banyak orang bilang bisa lebih menarik. Yang penting cermati kondisi makro dan fundamental Indonesia. Pembangunan, pertumbuhan masih sesuai target. Pertumbuhan didukung proyek infrastruktur yang saya yakin bisa terealisasi tepat waktu.
(AM)