Bareksa Insight : Sektor Energi Raup Investasi Rp97,5 Triliun, Reksadana Ini Bisa Melambung
Investasi Rp97,5 triliun akan digunakan untuk sektor energi, terutama energi ramah lingkungan
Investasi Rp97,5 triliun akan digunakan untuk sektor energi, terutama energi ramah lingkungan
Bareksa.com - Saham sektor energi mencatat kinerja positif di tengah penurunan signifikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), karena didukung rilis hasil pertemuan rapat B20 yang merupakan rangkaian dari acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. B20 merupakan salah satu Kelompok Keterlibatan yang paling menonjol di G20, dan bertugas merumuskan rekomendasi kebijakan tentang isu-isu yang ditetapkan.
Ketua B20 Indonesia menyebutkan Indonesia berhasil meraih investasi Rp203,19 triliun dan 48% atau sekitar Rp97,5 triliun akan digunakan untuk sektor energi, terutama energi ramah lingkungan. Hal ini turut menopang beberapa reksadana saham dan reksadana indeks berbasis saham komoditas.
Sementara itu, kekhawatiran pelaku pasar terhadap risiko perlambatan ekonomi global kembali meningkat pasca rilis data neraca perdagangan China yang melemah pada November 2022, tercatat angka ekspor dan impor mengalami penurunan lebih besar dibandingkan konsensus pasar.
Promo Terbaru di Bareksa
Hal ini mendorong pelemahan pasar saham dan Obligasi Negara secara global yang memiliki eksposur perdagangan cukup besar dengan China, termasuk Indonesia.
IHSG pada Rabu (7/12/2022) melemah 1,07% ke level 6.818,75. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 07/12/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat naik ke level 7%.
Baca juga : Bareksa Insight : Minat Asing di Lelang SBN Meningkat, Cuan Reksadana Ini Bisa Melesat
Rencanakan Investasimu di Reksadana, Klik Di sini
Apa yang bisa dilakukan Smart Investor?
Mempertimbangkan positifnya kinerja saham sektor energi, di tengah pelemahan pasar global akibat menurunnya kinerja perdagangan China, Tim Analis Bareksa menyarankan Smart Investor bisa mencermati 2 hal ini agar kinerja investasinya tetap maksimal :
1. Tim Analis Bareksa menilai level support IHSG berada di area 6.700-6.800 untuk saat ini. Sehingga Smar Investor bisa mempertimbangkan akumulasi investasi secara bertahap di reksadana berbasis saham, saat IHSG di level tersebut, dengan tujuan investasi jangka pendek.
2. Mayoritas reksadana pendapatan tetap mengalami tekanan karena yield (imbal hasil) obligasi kembali melemah ke level 7,02% pada perdagangan kemarin. Pelemahan yield ini diprediksi berlangsung hingga Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) atau FOMC pada pekan depan. Smart Investor disarankan tetap bisa mengakumulasi investasi di reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi, hingga ada pelemahan lebih lanjut di pasar SBN.
Beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana pasar uang, reksadana saham dan reksadana indeks yang bisa dipertimbangkan Smart Investor dengan profil risiko moderat, konservatif dan agresif ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil 3 Tahun (per 7 Desember 2022)
Reksadana Pendapatan Tetap
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 29,93%
TRIM Dana Tetap 2 : 16,49%
Reksadana Pasar Uang
Capital Money Market Fund : 16,64%
TRIM Kas 2 : 12,91%
Imbal Hasil Sepanjang Tahun Berjalan (YTD per 7 Desember 2022)
Reksadana Indeks
Danareksa Indeks Syariah : 6,05%
BNP Paribas IDX Growth30 : 8,7%
Reksadana Saham
Sucorinvest Equity Fund : 10,38%
Mandiri Investa Atraktif Syariah : 8,96%
Ingin Investasi di Reksadana, Klik Di sini
Baca juga : Bareksa Insight : Ekonomi AS di Kuartal III Membaik, Ini Dampak ke IHSG, SBN dan Reksadana
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Lihat juga : Bareksa Insight : Suku Bunga BI Bisa Naik Jadi 4,5%, Ini Jurus Cuan Buat Investor Reksadana
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
Investasi di Reksadana Sekarang
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.