Bareksa.com - Sejumlah bank sentral dunia terus menambah cadangan emas sepanjang 2022, akibat ketidakpastian geopolitik dan stagflasi. Hal ini diperkirakan menjadi peluang harga emas untuk menguat dan menjadi pilihan investasi bagi investor global.
Di tengah berbagai sentiment yang berasal dari dalam dan luar negeri, investor global terutama bank sentral dunia masih terus menambah pembelian emas dengan total mencapai 400 ton. Hal tersebut menandakan bahwa semua bank sentral masih terus menjaga stabilitas cadangan emas mereka. Terutama, bank sentral di kawasan Eropa yang nilai tukarnya mengalami pelemahan yang cukup signifikan pada tahun ini.
Bank Sentral Global Akumulasi 400 ton Emas Selama 2022
Sumber: Metal Focus, World Gold Council, Refinitiv GFMS
Stagflasi juga menjadi salah satu penyebab tingginya minat investor global terhadap emas baik yang berbentuk batangan maupun perhiasan. Di mata investor, emas masih memiliki asosiasi yang tinggi terhadap inflasi dan resesi. Di Asia sendiri, penjualan emas secara ritel di Vietnam, Indonesia, Thailand, India dan Turki meningkat signifikan pada kuartal ketiga.
Di kawasan regional ASEAN, Vietnam memiliki pertumbuhan tertinggi pada investasi emas dengan nilai perdagangan mencapai 8 ton. Investor di Vietnam mencari peralihan investasi pada emas dengan harga emas domestik lebih tinggi (premium) hingga US$ 625 troy ons di Vietnam dibandingkan dengan harga emas global. Di Indonesia, jumlah orang berinvestasi pada emas meningkat sebesar 20% pada kuartal ketiga tahun ini.
Trend Permintaan Investasi Emas pada Emas Batangan dan Koin
Sumber: Metal Focus, World Gold Council
Logam mulia ini akan bersinar kembali jika muncul ekspektasi bahwa Bank Sentral tidak akan seagresif yang dibayangkan dalam menaikkan suku bunga. Indikator kunci penanda akan berada pada keputusan rapat dewan gubernur Bank Sentral AS pada bulan Desember mendatang yang diproyeksikan masih akan naik sebesar 0,5%. Seandainya suku bunga naik pada rentang 0,25%, akan membuat perubahan signifikan dari persepsi investor global.
Sejak awal tahun pergerakan harga emas global mengalami pelemahan dan bergerak terbatas. Hal tersebut diakibatkan oleh penguatan dollar index dari level 96 menjadi 112 saat ini. Harga emas global diperkirakan masih melemah pada tahun ini dan menjadi peluang kunci buat para investor untuk masuk kembali ke pasar emas.
Tim Analis Bareksa pun memperkirakan harga emas tahun ini masih rendah di kisaran US$1640-US$1660 per troy ons. Namun, harga emas yang rendah dapat menjadi peluang masuk (entry point) untuk investasi logam mulia di harga murah. Dengan harapan, harga logam mulia ini bisa naik hingga di kisaran US$1770 per troy ons pada 2023.
Apa yang harus dilakukan investor? Melihat sejumlah sentimen di atas, investor dapat mempertimbangkan untuk melakukan strategi investasi berikut.
Investor dengan profil risiko agresif dapat mengakumulasi reksadana saham dan indeks dengan target investasi jangka pendek dan berfokus kepada saham berkapitalisasi besar ketika IHSG bergerak di kisaran 6800. Tim Analis Bareksa masih merekomendasikan untuk membeli reksadana saham dan indeks yang banyak memiliki komposisi saham sektor keuangan, konsumer, ritel dan energi.
Sementara itu, investor profil risiko moderat dapat pertimbangkan akumulasi bertahap di reksadana pendapatan tetap basis SBN jika yield berada di level 7,6-7,7%. Menurut Tim Analis Bareksa, ada peluang penurunan yield kembali ke level 7,5% apabila kenaikan yield sudah cukup tinggi.
Bareksa merekomendasikan untuk memiliki emas digital dengan mempertimbangkan kebutuhan likuiditas dari nasabah serta sebagai alat pelindung fluktuasi nilai portofolio dengan minimal memiliki 5% emas dalam portofolio.
Perlu diingat kembali, investasi mengandung risiko, sehingga investor juga perlu membekali diri mengenai peluang keuntungan maupun risiko yang ada di pasar keuangan.
Daftar Reksa Dana | Imbal Hasil (Return) | |
---|---|---|
Reksa Dana Pasar Uang | 1 Tahun | 3 Tahun |
Capital Money Market Fund | 4,40% | 16,88% |
Syailendra Dana Kas | 3,71% | 14,81% |
Sucorinvest Sharia Money Market Fund | 4,10% | 16,74% |
Reksa Dana Pendapatan Tetap | 3 Tahun | 5 Tahun |
Eastspring Syariah Fixed Income Amanah Kelas A | 16,73% | 30,68% |
Manulife Obligasi Unggulan Kelas II A | 14,57% | 29,88% |
Sucorinvest Bond Fund | 22,33% | 35,49% |
Reksa Dana Saham & Indeks | YtD | 1 Tahun |
Sucorinvest Equity Fund | 16,39% | 17,98% |
Avrist Indeks LQ45 | 10,05% | 8,58% |
BNP Paribas IDX Growth30 | 12,50% | 10,06% |
Sumber: Tim Analis Bareksa, Return per NAV 2 November 2022
(Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/hm)
* * *
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja masa depan. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.