Bareksa.com - Optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi semakin menurun, ditunjukkan dari pelemahan Indeks Keyakinan Konsumen bulan September 2022 di level 117.2, turun dibandingkan bulan sebelumnya 124.7.
Menurut Tim Analis Bareksa, isu resesi yang semakin mengemuka, serta konflik geopolitik antara Rusia - Ukraina yang berkepanjangan, membuat masyarakat khawatir atas prospek ekonomi ke depan. Namun di sisi lain, memanasnya ketegangan Rusia - Ukraina pasca ledakan jembatan di wilayah Crimea (8/10/2022), diproyeksikan akan mendorong penguatan harga emas dalam jangka pendek.
Baca juga : Bareksa Insight : Ekonomi AS Membaik Dorong Suku Bunga Terus Naik, Reksadana Ini Bakal Ciamik
Sejalan dengan penurunan bursa saham, yield (imbal hasil) acuan obligasi dalam negeri juga melemah pada awal pekan ini (10/10). Pelemahan itu akibat kebijakan ekonomi Amerika Serikat diproyeksikan masih akan ketat dalam beberapa bulan mendatang, terutama jika inflasi masih tinggi. Hal ini juga menyebabkan pelemahan rupiah yang kembali terperosok ke kisaran Rp15.300 per dolar AS. Fluktuasi pasar modal diproyeksikan masih cukup tinggi.
Pasar saham nasional yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin (10/10/2022) turun 0,46% ke level 6.994,4. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 10/10/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat naik ke level 7,3%.
Simak juga : Bareksa Insight: Cadangan Devisa Diperkirakan Kuat, Reksadana Ini Bisa Mencuat
Mempertimbangkan pelemahan indeks keyakinan konsumen dan potensi kembali memanasnya konflik Rusia - Ukraina, Tim Analis Bareksa menyarankan Smart Investor mencermati 3 hal ini agar investasinya tetap mencatatkan kinerja maksimal :
1. Harga emas diekspektasikan akan berada di kisaran level US$1.690 hingga US$1.750 per ounce. Smart Investor dapat mempertimbangkan untuk berinvestasi emas logam mulia dalam jangka pendek, selain sebagai alat diversifikasi investasi.
2. Smart Investor dengan profil risiko agresif dapat melakukan akumulasi investasi secara bertahap di reksadana saham dan reksadana indeks di level IHSG saat ini, dengan memanfaatkan fluktuasi untuk tujuan investasi jangka pendek.
3. Sementara, untuk Smart Investor dengan profil risiko moderat juga dapat melakukan akumulasi investasi secara bertahap di reksadana pendapatan tetap berbasis Surat Berharga Negara (SBN), jika yield SBN acuan kembali menyentuh di atas level 7.4%, serta porsi investasi yang cukup di reksadana pasar uang.
Lihat juga : Bareksa Insight : OPEC+ Pangkas Produksi Minyak, Apa Dampaknya ke Reksadana?
Beberapa produk reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana indeks yang bisa dipertimbangkan oleh Smart Investor dengan profil risiko konservatif, moderat dan agresif ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil 3 Tahun (per 10 Oktober 2022)
Syailendra Dana Kas : 14,97%
Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia : 12,77%
TRIM Dana Tetap 2 : 17,42%
Eastspring Syariah Fixed Income Amanah Kelas A : 18,72%
Imbal Hasil 1 Tahun (per 10 Oktober 2022)
BNP Paribas Sri Kehati : 13,43%
Allianz SRI KEHATI Index Fund : 13,28%
Bahana Dana Prima : 14,27%
Schroder Dana Prestasi Plus : 8,85%
Baca juga : Bareksa Insight : Kenaikan Agresif Bunga Acuan Berpotensi Mereda, Cuan Reksadana Ini Bisa Meroket
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Baca juga : Bareksa Insight : Harga BBM Naik, Apa yang Harus Dilakukan Investor?
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerja sama dengan Mitra Emas berizin.