Bareksa.com - Cadangan devisa Indonesia diperkirakan masih akan terjaga yang menunjukkan ekonomi masih kuat yang bisa menjadi sentimen pendorong pasar saham, meski ada sejumlah risiko global. Smart Investor dapat mempertimbangkan strategi investasi reksadana berdasarkan profil risiko dan tujuan keuangan.
Data cadangan devisa Indonesia yang akan dirilis hari ini diproyeksikan masih akan kuat di atas level US$130 miliar, meski ada kemungkinan penurunan cadangan devisa karena digunakan untuk intervensi rupiah. Di sisi lain, terdapat penerbitan Global Bond senilai US$2,65 miliar yang diproyeksikan menopang penguatan cadangan devisa September.
Selain itu, menanti keputusan Bank Indonesia terkait suku bunga pada pertengahan bulan Oktober, pergerakan harga obligasi masih terbatas di kisaran 7.15-7.25%. Investor juga masih dapat cermati reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi yang saat ini cukup stabil.
Sementara itu, pergerakan indeks saham (IHSG) pekan ini masih cukup fluktuatif karena investor cenderung melakukan investasi jangka pendek di pasar saham dengan memanfaatkan momentum penurunan di IHSG. Meski risiko global masih membayangi, IHSG memiliki kinerja paling tinggi di kawasan Asia Tenggara, yakni sebesar 7,52% sejak awal tahun.
Pasar modal diuntungkan karena Indonesia adalah eksportir komoditas, dan nilai tukar Rupiah masih cukup kuat. Hal ini membuat dana keluar (outflow) aliran dana asing dari pasar saham juga lebih terbatas.
• Tim Analis Bareksa melihat instrumen reksadana hari ini masih akan bergerak terbatas mengingat investor akan memperhatikan rilis data ekonomi dari AS pada malam nanti. Hal tersebut bisa menjadi penentu arah kebijakan bank sentral AS ke depannya bersamaan dengan rilis inflasi AS yang akan dirilis pekan depan.
• Investor agresif juga dapat pertimbangkan akumulasi bertahap di reksadana saham dan reksadana indeks dengan tujuan investasi jangka pendek, yakni memanfaatkan momentum penurunan IHSG di kisaran 6.900-7.000 serta pertimbangkan ambil untung ketika portofolio mengalami kenaikan sekitar 5%.
Capital Money Market Fund: +17,21%
Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia: +12,85%
TRIM Dana Tetap 2: +17,43%
Syailendra Pendapatan Tetap Premium: +31,10%
Avrist IDX30: +9,95%
BNI AM Indeks IDX30: +8,26%
TRIM Kapital Plus: +12,46%
Sucorinvest Maxi Fund: +18,14%
Simak juga : Bareksa Insight : Ancaman Resesi Global Menghantui, Ini Instrumen Investasi yang Aman dan Cuan
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.