Bareksa Insight : Inggris Terapkan Pelonggaran Kuantitatif, Angin Segar Bagi Reksadana Ini
Yield sejumlah obligasi acuan negara-negara Eropa menguat dan yield acuan obligasi AS bisa menurun
Yield sejumlah obligasi acuan negara-negara Eropa menguat dan yield acuan obligasi AS bisa menurun
Bareksa.com - Bank Sentral Inggris, Bank of England (BoE) yang memutuskan untuk membeli obligasi (quantitative easing/QE) tenor panjang pada Rabu (28/9/2022) waktu setempat, jadi angin segar bagi pasar modal global. Imbal hasil (yield) sejumlah obligasi acuan negara-negara Eropa menguat dan mempengaruhi penurunan yield acuan obligasi Amerika Serikat (AS).
Tak hanya itu, bursa saham Wall Street kompak melonjak pada penutupan perdagangan Rabu seiring dengan langkah BOE dalam menstabilkan perekonomian negaranya tersebut.
Menurut Tim Analis Bareksa, hal ini diproyeksikan bisa menahan laju pelemahan yield acuan obligasi Indonesia dan penguatan terbatas untuk pasar saham (Indeks Harga Saham Gabungan/IHSG). Pelonggaran kuantitatif yang dilakukan Inggris diharapkan bisa sedikit meredakan kekhawatiran pelaku pasar atas potensi resesi ekonomi global.
Promo Terbaru di Bareksa
Baca juga : Bareksa Insight : Jurus Agar Investasi Cuan Terus, Saat Tekanan Pasar Global Makin Berat
Dari dalam negeri, Pemerintah menyatakan penyaluran dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) ke masyarakat telah mencapai 96,6%. Sebelumnya, BLT ini diberikan sebagai kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), agar daya beli masyarakat dapat terjaga dengan baik dan menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
IHSG pada Rabu (28/9/2022) turun 0,5% ke level 7.077,03. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 28/09/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat di level 7,4%.
Lihat juga : Bareksa Insight : Ancaman Resesi Global Bayangi Pasar Modal, ORI022 dan Reksadana Ini Bisa Dipilih
Apa yang bisa dilakukan Smart Investor?
Di tengah sentimen kebijakan pelonggaran kuantitatif Inggris dan sedikit meredanya kekhawatiran pelaku pasar atas potensi resesi global, Tim Analis Bareksa menyarankan agar Smart Investor menerapkan 3 strategi ini agar investasinya membukukan kinerja maksimal :
1. Sejumlah sentimen tersebut diproyeksikan dapat menopang kinerja reksadana saham maupun reksadana pendapatan tetap hari ini (29/9/2022). Namun Smart Investor disarankan tetap selektif dalam berinvestasi, terutama untuk reksadana pendapatan tetap, karena adanya risiko Bank Sentral AS, Federal Reserve masih berencana menaikkan suku bunga acuan 1,25% lagi hingga akhir 2022.
Baca juga : Bareksa Insight : Pasar Saham Hijau Pasca BI Rate Naik 0,5%, Reksadana Ini Cuan hingga 23%
2. Smart Investor dengan profil risiko agresif dapat melakukan akumulasi investasi bertahap di reksadana berbasis indeks saham yang umumnya lebih cepat mengalami pembalikan arah, jika IHSG semakin mendekati level 7,000. Berdasarkan konsensus pasar, target IHSG hingga akhir 2022 diproyeksikan berada di kisaran 7,500-7,600.
3. Smart Investor juga bisa melakukan akumulasi investasi bertahap di reksadana pendapatan tetap berbasis Surat Berharga Negara (SBN), jika yield acuan Obligasi Pemerintah Indonesia semakin mendekati level 7,5%, dan tetap melakukan diversifikasi investasi di reksadana pasar uang sesuai dengan profil risiko.
Simak juga : Bareksa Insight : Kupon Tinggi, ORI022 Investasi Tepat Saat Era Kenaikan Suku Bunga
Beberapa produk reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana indeks yang bisa dipertimbangkan Smart Investor dengan profil risiko konservatif, moderat dan agresif ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil 3 Tahun (per 28 September 2022)
Reksadana Pasar Uang
Syailendra Dana Kas : 15,13%
Majoris Pasar Uang Syariah Indonesia : 12,89%
Reksadana Pendapatan Tetap
BNP Paribas Prima II Kelas RK1 : 14,19%
Eastspring Syariah Fixed Income Amanah Kelas A : 18,64%
Imbal Hasil 1 Tahun (per 28 September 2022)
Reksadana Indeks
Avrist IDX30 : 18,99%
BNI AM Indeks IDX30 : 17,10%
Reksadana Saham
Mandiri Investa Cerdas Bangsa : 16,57%
Cipta Syariah Equity : 17,23%
Lihat juga : Bareksa Insight : Harga BBM Naik, Apa yang Harus Dilakukan Investor?
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Baca juga : Bareksa Insight : Suku Bunga AS Kembali Naik 0,75%, Apa Dampaknya ke Reksadana?
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.