Bareksa.com - Pemerintah Indonesia menyatakan keinginannya agar Tesla Inc membuat pabrik kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia, tidak hanya baterainya. Pemerintah berencana memproduksi sekitar 400.000 mobil listrik di Indonesia hingga 2025, dan membangun rantai pasokan (supply chain) secara domestik, dari proses ekstraksi metal, hingga produksi baterai.
Menurut Tim Analis Bareksa, hal ini diproyeksikan bisa berdampak positif bagi saham produsen metal seperti nikel yang termasuk dalam sektor barang baku (basic materials) di pasar saham Tanah Air, serta berpotensi menopang kinerja reksadana saham dan reksadana indeks berbasis sektor tersebut.
Kinerja pasar saham nasional yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin (24/8/2022) kembali naik 0,44% ke level 7.194,71.
Baca juga : Bareksa Insight : Bunga Acuan BI Naik, Pasar Saham dan Cuan Reksadana Ini Meroket
Sementara itu, pasar obligasi masih dibayangi oleh potensi kenaikan imbal hasil (yield) acuan Surat Berharga Negara (SBN) pasca kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia. Selain itu, menurut Tim Analis Bareksa, investor juga menanti rapat Bank Sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) pekan ini yang akan menentukan arah kebijakan suku bunga acuan (Fed Rate).
Hingga saat ini, potensi kenaikan Fed Rate 75 basis poin (bps) punya probabilitas lebih tinggi, dibandingkan 50 bps, sehingga mendorong kenaikan yield Obligasi Acuan AS kembali ke level 3,1%.
Lihat juga : Bareksa Insight : Hari Ini Pengumuman Suku Bunga BI, Apa Dampaknya ke Reksadana?
Di tengah sentimen potesi Tesla bangun pabrik mobil di RI dan peluang kenaikan suku bunga The Fed, Tim Analis Bareksa menyarankan investor bisa menerapkan 3 strategi ini agar investasinya terus membukukan cuan maksimal :
1. Level IHSG saat ini sudah cukup tinggi dan berpotensi mengalami penurunan sementara. Namun investor dengan profil risiko agresif dapat mencermati reksadana saham dan reksadana indeks berbasis sektor barang baku yang memiliki saham produsen nikel, jika IHSG mengalami koreksi.
2. Melihat adanya potensi kenaikan yield acuan Obligasi Pemerintah Indonesia, serta pelemahan SBN, investor masih dapat mempertimbangkan investasi di reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi, serta diversifikasi investasi di reksadana pasar uang.
3. Hanya dalam waktu sepekan sejak ditawarkan, pagi ini (25/8/2022) Sukuk Negara Ritel (SR) seri SR017 sudah terjual hingga 70% dari target awal pemerintah yang senilai Rp10 triliun. Smart Investor juga bisa mempertimbangkan investasi di SR017, sebelum kehabisan kuota pemesanan.
Simak juga : Bareksa Insight : Isu Kenaikan Harga BBM Bayangi Pasar Modal, Investasi di SR017 Solusinya
Beberapa produk reksadana indeks, reksadana saham, reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang yang bisa dipertimbangkan investor dengan profil risiko agresif, moderat dan konsevatif ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil 1 Tahun (per 24 Agustus 2022)
Principal Index IDX30 Kelas O : 19,87%
BNI AM Indeks IDX30 : 18,68%
Batavia Dana Saham Syariah : 18,80%
Manulife Saham SMC Plus : 12,62%
Imbal Hasil Sepanjang Tahun Berjalan (YTD per 24 Agustus 2022)
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 5,64%
Sucorinvest Sharia Sukuk Fund : 4,48%
Imbal Hasil 1 Tahun (per 24 Agustus 2022)
Capital Money Market Fund : 4,43%
Sucorinvest Sharia Money Market Fund : 4,33%
Baca juga : Bareksa Insight : Imbal Hasil Tinggi, SBN Ritel seri SR017 Jadi Pilihan Investasi Menarik
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Baca juga : Bareksa Insight : IMF Nilai Indonesia Aman dari Resesi, Potensi Cuan Reksadana Ini
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
PT Bareksa Portal Investasi atau Bareksa.com adalah platform e-investasi terintegrasi pertama di Indonesia, yang ditunjuk menjadi mitra distribusi (midis) resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel atau SBN Ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Bareksa telah mendapatkan penghargaan sebagai midis SBN terbaik selama tiga tahun berturut-turut dari Kementerian Keuangan RI. Penghargaan terbaru yang diterima adalah penghargaan sebagai Midis SUN dengan Kinerja Terbaik 2020 dan Midis SBSN dengan Kinerja Terbaik Kategori Fintech 2021.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi di SBN Ritel? Segera daftar melalui aplikasi Bareksa sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP (opsional). Bagi yang sudah punya akun Bareksa untuk reksadana, lengkapi data berupa rekening bank untuk mulai membeli SBN Ritel di Bareksa.
Bagi yang sudah pernah membeli SBR, ORI atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, registrasi ulang akun di Bareksa untuk memesan SBN Ritel seri berikutnya.