Bareksa.com - Salah satu perusahaan mobil terbesar asal Amerika Serikat (AS), Tesla (8/8/2022) dikabarkan telah menandatangani kontrak dengan produsen nikel di Indonesia senilai US$5 miliar atau setara dengan Rp74,3 triliun. Bahan baku nikel rencananya akan digunakan sebagai baterai kendaraan Tesla.
Menurut analisis Bareksa, pasca berita itu dirilis, harga sejumlah saham produsen nikel meningkat dan menopang penguatan reksadana saham berbasis sektor barang baku (basic materials).
Baca juga : Bareksa Insight : Pasar Optimistis RI Jauh dari Resesi, Investor Bisa Pakai Strategi Investasi Ini
Adapun penurunan nilai cadangan devisa bulan Juli 2022 senilai US$4,2 miliar ke kisaran US$132,2 miliar, dinilai efektif dalam menstabilisasi nilai tukar rupiah yang saat ini terjaga di bawah Rp15.000 per dolar AS.
Selain itu, level tersebut dinilai masih tetap tinggi dan mampu menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia. Hal ini turut menopang penguatan sejumlah kinerja reksadana pendapatan tetap di tengah isu global.
Pasar saham nasional yang tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin (8/8/2022) naik tipis 0,03% ke level 7.086,85. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 08/08/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat tetap di level 7,2% pada 08 Agustus 2022.
Lihat juga : Bareksa Insight Weekly: Investasi Saat Inflasi Tinggi, Reksadana Indeks Ini Cuan 27 Persen Setahun
Di tengah sentimen positif kontrak Tesla dengan produsen nikel RI dan nilai rupiah yang dinilau stabil, Tim Analis Bareksa menyarankan investor bisa menerapkan 2 strategi ini agar investasinya di reksadana bisa cuan maksimal :
1. Selain kontrak Tesla dengan produsen nikel RI, sentimen positif pasar lainnya ialah harga beberapa komoditas agrikultur menurun dalam beberapa pekan terakhir dan membuat ekspektasi inflasi global tahun ini sedikit menurun. Menurut Tim Analis Bareksa, turunnya harga bahan baku komoditas pangan akan berdampak positif pada reksadana berbasis saham konsumer.
2. Tim Analis Bareksa memprediksi reksadana pendapatan tetap akan bergerak terbatas, seiring menguatnya nilai tukar rupiah pada beberapa hari terakhir. Imbal hasil (yield) acuan Obligasi Peremintah Indonesia diproyeksikan bergerak di rentang 7,05 - 7,12% hari ini.
Simak juga : Bareksa Insight : Pasar Wait and See Data Ekonomi, Investor Bisa Terapkan Strategi Ini
Beberapa produk reksadana saham, reksadana indeks dan reksadana pendapatan tetap yang bisa dipertimbangkan oleh investor dengan profil risiko agresif dan moderat ialah sebagai berikut :
Imbal Hasil 1 Tahun (per 8 Agustus 2022)
Allianz SRI KEHATI Index Fund : 28,41%
BNP Paribas Sri Kehati : 28,36%
Batavia Dana Saham Syariah : 18,39%
Schroder Dana Prestasi : 11,29%
Imbal Hasil 3 Tahun (per 8 Agustus 2022)
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 30,72%
Sucorinvest Bond Fund : 27,2%
Lihat juga : Bareksa Insight : Asing Borong Saham RI, Dorong Cuan Reksadana Ini Melesat
Untuk diketahui, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Baca juga : Bareksa Insight : IMF Nilai Indonesia Aman dari Resesi, Potensi Cuan Reksadana Ini
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.