Bareksa.com - Analisis Bareksa memperkirakan pergerakan pasar saham Tanah Air yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini akan cenderung stagnan di kisaran 6.800 - 6.900.
Namun di tengah situasi tersebut, saham sektor keuangan masih memimpin penguatan IHSG seiring prediksi kinerja emiten sektor ini pada kuartal II atau semester I 2022 akan lebih baik dari perkiraan.
Positifnya kinerja emiten keuangan didukung membaiknya pertumbuhan kredit, seiring pemulihan ekonomi yang terus berlanjut. Hal ini turut menopang kenaikan kinerja reksadana saham dan indeks berbasis sektor tersebut. IHSG pada Selasa, 26 Juli 2022 naik 0,19 persen ke level 6.871,54.
Baca juga : Bareksa Insight : Pasar Kian Tertekan Jelang Rilis Suku Bunga AS, Ini Jurus Agar Investasi Cuan
Di sisi lain, pasar obligasi juga bergerak mendatar dengan imbal hasil (yield) saat ini menguat tipis di kisaran 7,36 persen. Tim Analis Bareksa memperkirakan kinerja reksadana pendapatan tetap masih berpeluang menguat tipis seiring proyeksi perlambatan ekonomi global, sehingga investor mulai mendiversifikasi investasinya ke Obligasi Negara untuk sementara.
Untuk diketahui, Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporan terbarunya (27/7) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global jadi hanya naik 3,2 persen pada 2022 ini, lebih rendah dibandingkan proyeksi pada April yang tumbuh 3,6 persen.
Lihat juga : Bareksa Insight : Pasar Tunggu Suku Bunga AS dan Kinerja Emiten, Reksadana Ini Cuan 10 - 30 Persen
Di tengah potensi stagnasi pasar saham dan penguatan tipis pasar obligasi, Tim Analis Bareksa menyarankan investor bisa menerapkan strategi ini agar cuan investasinya tetap mantul :
1. Meski saat ini masih cenderung mendatar, yield acuan Obligasi Pemerintah Indonesia diproyeksikan bisa bergerak ke kisaran level 7,5 - 7,7 persen seiring dengan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia. Investor dapat mencermati reksadana pendapatan tetap berbasis Surat Berharga Negara (SBN), jika yield dapat melemah ke level tersebut.
2. Analisis Bareksa memprediksi kinerja reksadana saham dan reksadana indeks hari ini masih akan bergerak terbatas, mengingat investor masih wait and see terhadap beberapa data ekonomi yang akan rilis pekan ini.
Simak juga : Bareksa Insight : Suku Bunga Acuan BI Ditahan 3,5 Persen, Ini Dampaknya ke Reksadana
Beberapa produk reksadana indeks, reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap yang bisa dipertimbangkan investor dengan profil risiko agresif dan moderat adalah sebagai berikut :
Imbal Hasil 1 Tahun (per 26 Juli 2022)
Allianz SRI KEHATI Index Fund : 23,34 persen
Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund Kelas A : 17,36 persen
Bahana Dana Prima : 18,58 persen
TRIM Kapital : 9,54 persen
Imbal Hasil 3 Tahun (per 26 Juli 2022)
TRIM Dana Tetap 2 : 16,42 persen
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 30,62 persen
Baca juga : Bareksa Insight: Tarif Ekspor CPO Dihapus, Reksadana Berbasis Saham Komoditas Melesat
Reksadana adalahwadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Baca juga : Bareksa Insight : IMF Nilai Indonesia Aman dari Resesi, Potensi Cuan Reksadana Ini
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.