Bareksa.com - Lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB (investment grade) dengan outlook stabil, pada 28 Juni 2022. Hal ini karena kembali pulihnya aktivitas ekonomi di sektor jasa. Tahun ini Indonesia juga diprediksi akan mengalami net ekspor yang kuat, akibat tingginya harga komoditas energi. Fitch memperkirakan ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga 5,6 persen tahun ini.
Baca juga : Bareksa Insight : Data Ekonomi Makin Kuat, Cuan Reksadana Meroket Hingga 20,8 Persen
Sedangkan kinerja pasar saham masih mengalami tekanan jual akibat tingginya ketidakpastian global akan ancaman resesi dan krisis pangan. Kondisi itu menurut analisis Bareksa, membuat pasar saham global dan domestik berfluktuasi cukup tinggi dalam beberapa pekan terakhir.
Dari pasar obligasi, imbal hasil (yield) acuan Pemerintah Indonesia kembali menguat pada perdagangan kemarin dengan ditutup di level 7,29 persen. Menurut analisis Bareksa, hal ini menandakan ada pergeseran minat investor dari pasar beresiko seperti saham ke pasar obligasi.
Kinerja pasar saham yang tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 28 Juni 2022 turun 0,28 persen ke level 6.996,46. Berdasarkan data id.investing.com (diakses 28/06/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat di 7,4 persen.
Lihat juga : Bareksa Insight : Pasar Menanti Arah Ekonomi, Emas dan Reksadana Ini Bisa Dipilih
Analisis Bareksa menyarankan investor dapat melakukan pembelian reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi dan reksadana saham berbasis sektor energi dan konsumeryang dalam beberapa pekan terakhir terkoreksi cukup signifikan.
Analisis Bareksa memprediksi harga komoditas energi, terutama batu bara masih akan menguat. Sebab negara-negara kawasan Eropa ingin kembali mengaktifkan pembangkit listrik tenaga batu bara, sehingga akan mendorong harga batu bara tetap tinggi.
Simak juga : Bareksa Insight : Suku Bunga BI Tetap 3,5 Persen, IHSG dan Cuan Reksadana Melesat
Beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana indeks berkinerja moncer yang bisa dipertimbangkan oleh investor dengan profil risiko moderat dan agresif adalah sebagai berikut :
Imbal Hasil 1 Tahun (per 28 Juni 2022)
BNI AM Index IDX30 : 20,77 persen
Avrist IDX30 : 22,96 persen
Sucorinvest Sharia Equity Fund : 12,42 persen
Avrist Ada Saham Blue Safir : 11,71 persen
Imbal Hasil 3 Tahun (per 28 Juni 2022)
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 31,47 persen
Trim Dana Tetap 2 : 18,02 persen
Baca juga : Bareksa Insight : Ekonomi Dunia Berpotensi Melambat, Ini Jurus Agar Investor Tetap Cuan
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.