Bareksa.com - Pada perdagangan kemarin, reksadana saham dan reksadana indeks tertekan akibat pasar saham Indonesia mengalami pembalikan arah, setelah sempat dibuka menguat lalu melemah, mengikuti bursa saham regional yang juga melemah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 22 Juni 2022 turun 0,85 persen ke level 6.684,31.
Menurut analisis Bareksa, penurunan itu juga karena investor masih khawatir ihwal ancaman perlambatan ekonomi yang lebih besar, di tengah tingginya inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang cenderung lambat.
Baca juga : Bareksa Insight : Harga Batu Bara Meroket, Reksadana Berbasis Komoditas Cuan 10 - 20 Persen
Sementara itu, kinerja reksadana pendapatan tetap ditutup bergerak terbatas pada perdagangan kemarin. Penguatan itu seiring imbal hasil (yield) obligasi Indonesia yang kembali menguat ke level 7,49 persen, setelah sebelumnya melemah ke level 7,51 persen.
Analisis Bareksa memperkirakan kinerja pasar modal masih akan bergejolak hingga beberapa pekan ke depan, mengantisipasi kebijakan agresif Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed).
Lihat juga : Bareksa Insight : Pasar Minim Sentimen, Investor Bisa Terapkan Strategi Ini
Analisis Bareksa melihat hari ini reksadana saham dan reksadana indeks masih akan bergerak terbatas dengan sentimen positif Bank Indonesia diprediksi tetap menahan suku bunga acuannya di level 3,5 persen dan tidak akan dinaikkan dalam waktu dekat. Ditahannya suku bunga acuan BI akan jadi sentimen positif bagi reksadana yang memiliki aset saham di sektor konsumer, perbankan dan properti.
Analisis Bareksa memprediksi imbal hasil (yield) obligasi Indonesia akan bergerak di rentang 7,48 - 7,49 persen pada hari ini. Fundamental ekonomi Indonesia saat ini diyakini masih di level cukup aman untuk menahan pelemahan yield obligasi sementara waktu. Investor disarankan untuk mempertimbangkan investasi di reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi, hingga kenaikan suku bunga acuan berikutnya.
Simak juga : Bareksa Insight : Investor Tunggu Suku Bunga BI, Reksadana Ini Cuan Hingga 32 Persen
Beberapa produk reksadana saham, reksadana indeks dan reksadana pendapatan tetap yang bisa dipertimbangkan investor dengan profil risiko agresif dan moderat adalah sebagai berikut :
Imbal Hasil 1 Tahun (per 22 Juni 2022)
Avrist IDX30 : 18,56 persen
Principal Index IDX30 Kelas O : 16,72 persen
Sucorinvest Equity Fund : 26 persen
Avrist Ada Saham Blue Safir : 18,16 persen
Imbal Hasil 3 Tahun (per 22 Juni 2022)
Syailendra Pendapatan Tetap Premium : 32,2 persen
Trim Dana Tetap 2 : 18,1 persen
Baca juga : Bareksa Insight : Ekonomi Dunia Berpotensi Melambat, Ini Jurus Agar Investor Tetap Cuan
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.