Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung bergerak terbatas pada awal pekan ini mengingat minimnya sentimen dari dalam maupun luar negeri.
Namun sejumlah saham berkapitalisasi besar (big caps) mencatat kenaikan dan menopang penguatan mayoritas reksadana saham dan reksadana indeks.
Selain itu, rencana kawasan Eropa terkait larangan impor minyak Rusia mendorong kenaikan harga minyak global serta diproyeksikan masih akan menopang kinerja sektor energi dalam negeri.
IHSG pada 21 Maret 2022 naik tipis 0,003 persen ke level 6.955,18.
Sementara itu, kinerja mayoritas reksadana pendapatan tetap mengalami kenaikan, terutama yang berbasis Surat Berharga Negara (SBN) seiring dengan optimisme investor terhadap kestabilan ekonomi dalam negeri.
Namun, pernyataan Gubernur Bank Sentral Amerika The Fed tadi malam mengisyaratkan jika inflasi AS sudah terlalu tinggi akan kembali menaikkan suku bunga ke level yang lebih agresif.
Hal ini diproyeksikan akan sedikit memberi tekanan terhadap pasar obligasi Indonesia hari ini.
Berdasarkan data id.investing.com (diakses 21/03/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat di level 6,7 persen pada 21 Maret 2022.
Baca : Kerahkan Sinergi Ekosistem, Grab-OVO Ikut Mendukung Perluasan Distribusi SBN Melalui Bareksa
Analisis Bareksa melihat pergerakan reksadana saham hari ini (22/3/2022) akan cenderung mixed (bervariasi) dengan potensi pelemahan mempertimbangkan eskalasi konflik Rusia - Ukraina.
Melihat imbal hasil (yield) AS yang naik hingga 2,3 persen, pasar obligasi domestik diproyeksikan akan sedikit mengalami koreksi dengan yield acuan Indonesia cenderung bergerak ke level 6,7 - 6,8 persen hingga pengumuman kenaikan suku bunga AS berikutnya.
Hal ini dapat menjadi kesempatan buat investor untuk akumulasi di reksadana pendapatan tetap.
Baca : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO
Beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana indeks dengan kinerja cemerlang yang bisa dipertimbangkan oleh investor dengan profil risiko moderat dan agresif adalah sebagai berikut :
Imbal Hasil 3 Tahun (per 21 Maret 2022)
BNP Paribas Prima II Kelas RK1 : 21,32 persen
Schroder Dana Mantap Plus II : 16,62 persen
Imbal Hasil 3 Bulan (per 21 Maret 2022)
BNP Paribas Sri Kehati : 8,41 persen
Principal Index IDX30 Kelas O : 7,98 persen
Batavia Dana Saham Optimal : 5,88 persen
Mandiri Investa Cerdas Bangsa : 5,36 persen
Baca : Kolaborasi PT Pegadaian - Bareksa, Hadirkan Tabungan Emas Online untuk Investasi Terintegrasi
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.