Bareksa.com - Mayoritas harga obligasi, terutama Surat Berharga Negara (SBN) menguat setelah rilis keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) terkait kenaikan suku bunga acuan. Hal tersebut direspons positif oleh investor karena sesuai dengan ekspektasi pasar.
Selain itu, Bank Indonesia kemarin juga mempertahankan suku bunga acuannya di level 3,5 persen untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Beberapa hal tersebut menopang kinerja reksadana pendapatan tetap.
Berdasarkan data id.investing.com (diakses 17/03/2022 pukul 17.00 WIB) benchmark obligasi pemerintah tercatat di level 6,8 persen pada 17 Maret 2022.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami aksi jual (profit taking) setelah sempat menyentuh level psikologis di 7,000 yakni 7,032.7. Meski begitu, arah kebijakan ekonomi AS yang sudah lebih jelas dan potensi pertumbuhan ekonomi dalam negeri, diproyeksikan mampu menopang kinerja IHSG dan reksadana berbasis saham tahun ini.
IHSG pada 17 Maret 2022 turun 0,4 persen ke level 6.964,38.
Baca : Kerahkan Sinergi Ekosistem, Grab-OVO Ikut Mendukung Perluasan Distribusi SBN Melalui Bareksa
Menurut analisis Bareksa, reksadana saham diproyeksikan akan melemah terbatas pada perdagangan hari ini karena investor masih mencermati kebijakan pemerintah terkait pencabutan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng. Hal tersebut akan memberikan kontribusi kenaikan inflasi yang cukup signifikan pada tahun ini apabila harga minyak goreng tetap pada Rp23.000 hingga Rp24.000 per liter.
Analisis Bareksa juga melihat pada hari ini harga emas global berpotensi menguat seiring kenaikan harga minyak dunia 8 persen pada perdagangan kemarin. Harga minyak kembali melewati US$100 per barel. Harga emas diproyeksikan masih bertahan di level Rp910.000 hingga Rp930.000 per gram dan bisa menjadi peluang investasi buat investor di logam mulia ini.
Baca : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO
Beberapa produk reksadana pendapatan tetap, reksadana saham dan reksadana indeks yang bisa dipertimbangkan investor dengan profil risiko moderat dan agresif adalah sebagai berikut :
Imbal Hasil 3 Tahun (per 17 Maret 2022)
BNP Paribas Prima II Kelas RK1 : 22,57 persen
Schroder Dana Mantap Plus II : 18,18 persen
Imbal Hasil 6 Bulan (per 17 Maret 2022)
BNP Paribas Sri Kehati : 21,04 persen
Principal Index IDX30 Kelas O : 17,1 persen
Sucorinvest Maxi Fund : 12,3 persen
Schroder 90 Plus Equity Fund : 7,92 persen
Baca : Kolaborasi PT Pegadaian - Bareksa, Hadirkan Tabungan Emas Online untuk Investasi Terintegrasi
(Sigma Kinasih/Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.