Bareksa.com - Menyusul invasi Rusia ke Ukraina, harga minyak tercatat melonjak pada Kamis (24/2), dengan minyak Brent naik di atas US$105 per barel untuk pertama kalinya sejak 2014. Serangan Rusia ke Ukraina memperburuk kekhawatiran tentang gangguan pasokan energi global.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik US$2,24 atau bertambah 2,3 persen menjadi di US$99,08 per barel, setelah menyentuh level tertingginya di US$105,79. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga naik 71 sen atau 0,8 persen menjadi menetap di US$92,81 per barel, setelah sebelumnya naik menjadi US$100,54.
Brent dan WTI masing-masing mencapai level tertinggi sejak Agustus dan Juli 2014.
Dilansir Kontan.co.id, Rusia kemarin melancarkan invasi habis-habisan ke Ukraina melalui darat, udara, dan laut dalam serangan terbesar oleh satu negara terhadap negara lain di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden meluncurkan sanksi baru yang keras terhadap Rusia, memberlakukan langkah-langkah untuk menghambat kemampuannya untuk melakukan bisnis dalam mata uang utama dunia bersama dengan sanksi terhadap bank dan perusahaan milik negara.
Rusia adalah produsen minyak terbesar ketiga dan eksportir minyak terbesar kedua, kata analis UBS Giovanni Staunovo. "Mengingat persediaan rendah dan kapasitas cadangan berkurang, pasar minyak tidak mampu menanggung gangguan pasokan yang besar," tambahnya.
Rusia juga merupakan penyedia gas alam terbesar ke Eropa, menyediakan sekitar 35 persen dari pasokannya. Setidaknya tiga pembeli utama minyak Rusia tidak dapat membuka surat kredit dari bank-bank Barat untuk menutupi pembelian pada hari Kamis, sumber mengatakan kepada Reuters.
China memperingatkan dampak ketegangan Rusia - Ukraina terhadap stabilitas pasar energi. "Semua negara yang benar-benar bertanggung jawab harus mengambil tindakan yang bertanggung jawab untuk bersama-sama menjaga keamanan energi global,"
kata juru bicara kementerian luar negeri China.
Baca : Kerahkan Sinergi Ekosistem, Grab-OVO Ikut Mendukung Perluasan Distribusi SBN Melalui Bareksa
Imbas dari agresi Rusia tersebut juga membuat harga berbagai komoditas ikut meroket pada Kamis (24/2). Merujuk Bloomberg, pada pukul 15.30 WIB, harga gas alam berada di level US$ 4,86 per mmbtu atau menguat 11,03 persen dalam tiga hari terakhir.
Komoditas energi lain seperti batu bara juga terpantau melonjak. Saat ini harga batu bara kontrak pengiriman April di ICE Newcastle berada di level US$212,1 per ton. Dalam tiga hari terakhir, harganya sudah naik 14,26 persen. Ketegangan Rusia - Ukraina ini juga membuat pasar flight to safety dengan beralih ke aset save haven seperti emas. Harga emas spot terpantau sudah mencapai level US$1.942,58 per ons troi atau telah menguat 2,37 persen.
Baca : Bareksa Raih Pendanaan Seri C dari Grab, Kukuhkan Sinergi Grab - Bareksa - OVO
Menyusul lonjakan harga minyak dan komoditas akibat agresi Rusia ke Ukraina, saham-saham emiten energi dan komoditas di Bursa Efek Indonesia juga terpantau meroket di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang amblas 102,24 poin (1,48 persen) menjadi 6.817,82 pada perdagangan Kamis (25/2/2022).
Dilansir Investor Daily, penguatan harga tertinggi dicatatkan saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MED) naik Rp 75 (13,39 persen) menjadi Rp635, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menguat Rp3.000 (12,51 persen) menjadi Rp26,975, PT Timah Tbk (TINS) menguat Rp145 (9,86 persen) menjadi Rp1.615, dan saham PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) naik Rp10 (5,85 persen) menjadi Rp181. Saham sektor energi menguat 2,23 pesen kemarin.
Melambungnya saham-saham komoditas juga akan berdampak pada kinerja reksadana berbasis saham tersebut dalam portofolionya. Kira-kira reksadana mana saja yang punya saham komoditas dalam portofolionya?
Saham HRUM | Jenis Reksadana |
Eastspring Investments Value Discovery Kelas A | Equity Fund |
Maybank Dana Ekuitas | Equity Fund |
Semesta Dana Maxima | Balanced Fund |
Semesta Dana Saham | Equity Fund |
TRIM Kapital | Equity Fund |
TRIM Kapital Plus | Equity Fund |
TRIM Kombinasi 2 | Balanced Fund |
TRIM Syariah Berimbang | Balanced Fund |
TRIM Syariah Saham | Equity Fund |
Saham MEDC | Jenis Reksadana |
BNP Paribas Solaris | Equity Fund |
Saham ANTM | Jenis Reksadana |
Batavia Dana Saham Syariah | Equity Fund |
Mega Asset Maxima | Equity Fund |
Prospera BUMN Growth Fund | Equity Fund |
Simas Saham Unggulan | Equity Fund |
Saham INCO | Jenis Reksadana |
Cipta Syariah Balance | Balanced Fund |
MNC Dana Syariah Ekuitas | Equity Fund |
TRIM Syariah Berimbang | Balanced Fund |
TRIM Syariah Saham | Equity Fund |
Saham ADRO | Jenis Reksadana |
Avrist Balanced - Amar Syariah | Balanced Fund |
Avrist Equity - Amar Syariah | Equity Fund |
Avrist Equity - Cross Sectoral | Equity Fund |
Bahana Dana Prima | Equity Fund |
Bahana Trailblazer Fund | Equity Fund |
Batavia Dana Saham | Equity Fund |
Batavia Dana Saham Optimal | Equity Fund |
Batavia Dana Saham Syariah | Equity Fund |
BNI-AM Inspiring Equity Fund | Equity Fund |
BNP Paribas Ekuitas | Equity Fund |
BNP Paribas Infrastruktur Plus | Equity Fund |
BNP Paribas Pesona Syariah | Equity Fund |
BNP Paribas Solaris | Equity Fund |
Cipta Ovo Ekuitas | Equity Fund |
Cipta Sakura Equity | Equity Fund |
Cipta Syariah Balance | Balanced Fund |
Rencana Cerdas | Equity Fund |
Danareksa Mawar Konsumer 10 Kelas A | Equity Fund |
Jarvis Balanced Fund | Balanced Fund |
Mandiri Investa Aktif | Balanced Fund |
Mandiri Investa Atraktif Syariah | Equity Fund |
Mandiri Investa Cerdas Bangsa | Equity Fund |
Mandiri Investa Equity ASEAN 5 Plus | Equity Fund |
Manulife Dana Saham Kelas A | Equity Fund |
Manulife Dana Tumbuh Berimbang | Balanced Fund |
Manulife Greater Indonesia Fund | Equity Fund |
Manulife Saham Andalan | Equity Fund |
Manulife Saham SMC Plus | Equity Fund |
Manulife Syariah Sektoral Amanah Kelas A | Equity Fund |
Principal Islamic Equity Growth Syariah | Equity Fund |
Prospera Saham SMC | Equity Fund |
Semesta Dana Maxima | Balanced Fund |
Semesta Dana Saham | Equity Fund |
Simas Saham Bertumbuh | Equity Fund |
Simas Syariah Berkembang | Balanced Fund |
Simas Syariah Unggulan | Equity Fund |
Sucorinvest Equity Fund | Equity Fund |
Reksa Dana Syariah Syailendra Sharia Equity Fund | Equity Fund |
Syailendra Equity Opportunity Fund | Equity Fund |
Syailendra MSCI Indonesia Value Index Fund | Index & ETF |
TRAM Consumption Plus Kelas A | Equity Fund |
TRAM Infrastructure Plus | Equity Fund |
TRIM Kapital | Equity Fund |
TRIM Kapital Plus | Equity Fund |
TRIM Kombinasi 2 | Balanced Fund |
TRIM Syariah Berimbang | Balanced Fund |
TRIM Syariah Saham | Equity Fund |
Sumber : fund fact sheet reksadana Januari 2021
Menurut penelusuran Bareksa dari laporan lembar fakta (fund fact sheet) per Januari 2021, tercatat saham-saham komoditas dikoleksi terbanyak oleh reksadana saham, kemudian disusul reksadana campuran dan reksadana indeks.
Saham ADRO terbanyak dikoleksi dan menjadi portofolio aset dari 47 produk reksadana, kemudian disusul saham HRUM yang dipegang oleh 9 produk reksadana, saham ANTM dan INCO masing-masing dikempit oleh 4 produk reksadana, serta MEDC yang dimiliki oleh 1 produk reksadana.
Reksadana saham BNP Paribas Solaris kelolaan BNP Paribas Asset Management tercatat menggenggam saham MEDC dan ADRO. Kemudian reksadana kelolaan PT Trimegah Asset Management yakni reksadana campuran TRIM Syariah Berimbang dan reksadana saham TRIM Syariah Saham tercatat memegang 3 saham yakni ADRO, INCO dan HRUM.
Reksadana saham Batavia Dana Saham Syariah kelolaan PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen juga mengoleksi 2 saham komoditas yakni ADRO dan ANTM. Daftar selengkapnya sebagaimana tertera dalam tabel.
Baca : Kolaborasi PT Pegadaian - Bareksa, Hadirkan Tabungan Emas Online untuk Investasi Terintegrasi
(Ariyanto Dipo Sucahyo/AM)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan in
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Investasi
reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami
prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.